112224
AKADEMI PETERNAKAN BRAHMAPUTRA YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Ayam
kampug merupakan ayam asli indonesia ,disebut ayam kampung karena ayam tersebut
tidak di produksi secara masal dan tidak dikomersilkan serta tidak berasal usul
atau ras.untuk itu ayam kampung tidak digolongkan sebagai ayam pedaging dan
petelur karena ayam kampung tersebut bertelur dan mempunyai daging yang dapat
di konsumsi.
Sebutan
bagi ayam kampung ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di
sekitar perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan,
pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula
beberapa ras unggul ayam kampung . Untuk membedakannya kini dikenal istilah ayam buras (singkatan dari "ayam
bukan ras") bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan
perbaikan teknik budidaya (tidak sekedar diumbar dan dibiarkan mencari makan
sendiri).Peternakan ayam buras mempunyai peranan yang cukup besar
dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan dan pemeliharaannya relatif lebih mudah.
Ayam kampung disukai orang karena
dagingnya yang kenyal dan "berisi", tidak lembek dan tidak berlemak
sebagaimana ayam ras . Berbagai masakan Indonesia banyak yang tetap
menggunakan ayam kampung karena dagingnya tahan pengolahan (tidak hancur dalam
pengolahan). Selain itu daging ayam kampung memiliki keunggulan dibandingkan
daging ayam broiler, karena kandungan nutrisi yang lebih tinggi . Bagian Daging
dada ayam ini termasuk makanan utama atlet binaraga . Dagingnya mengandung 19
jenis protein dan asam amino yang tinggi . Kadar lemaknya juga relatif lebih
rendah bila dibandingkan daging pada bagian pahanya, Ayam kampung dipelihara
oleh masyarakat terutama sebagai sumber protein hewani baik berupa telur maupun
daging, di samping kotorannya juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman
maupun pakan ikan. Sebagai sumber protein hewani telur dan daging mengadung asam
amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan berperan dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat .Oleh karena itu, agar ayam kampung dapat berproduksi
dengan baik salah satunya harus diberikan pakan yang cukup.
Ayam kampung memerlukan komposisi nutrisi yang
tepat, termasuk jika menginginkan ayam kampung yang memiliki tingkat produksi
telur yang tinggi .Berat telur ayam kampung berkisar antara
26,27-55,4 gr dengan rataan 45,46.
BAB II
ISI
A. Modal Usaha
Dalam berwirausaha hal pertama yang
kita pikirkan adalah bagaimana kita mendapatkan modal untuk berwira
usaha,seiring dengan berjalannya waktu untuk beternak ayam kampung sendiri kita
dapat melakukan usaha dengan skala kecil ataupun besar. Kebanyakan dari masyarakat
kita memelihara ayam kampung di lakukan
di pekarangan rumah saja dan tak pernah memikirkan untuk mengembangkan usaha
tersebut supaya menjadi besar,tetapi di lain sisi dengan menggunakan modal yang
kecil ada peternak yang sudah bisa mengembangkan ayam kampung dengan sistem
perkandangan . kita dapat meminjam uang untuk modal dari Koperasi Unit Desa
(KUD) atau dari Bank Swasta,diharapkan dengan beternak ayam kampung dapat cepat
balik modal karena prospek beternak ayam kampung sangantlah banyak dan masih
jarang yang melakukannya.
B. Pemilihan Lokasi
Menentukan
lokasi usaha ibarat kita akan memilih rumah atau tempat tinggal untuk keluarga
kita. Biasanya ada dua masalah dalam penentuan lokasi usaha ini yaitu calon
peternak yang sudah mempunyai persiapan lahan dan calon peternak yang belum
mempunyai lahan. Faktor penentuan lokasi usaha seringkali diabaikan oleh calon
peternak sehingga seringkali juga kita mendengar ada usaha peternakan yang
berhenti ditengah jalan lantaran mendapat protes dari masyarakat sekitar dan
tentu ini sangat merugikan. Secara umum lokasi untuk beternak ayam kampung
dapat diusahakan di mana saja, akan tetapi kalau kita bisa memilih lokasi yang
nyaman bagi ternak dan nyaman pula untuk masyarakat tentu itu sesuatu yang arif
dan bijaksana. Lokasi untuk beternak ayam kampung sebisa mungkin terpisah dari
permukiman penduduk minimal 10 meter. Yang perlu kita pertimbangkan adalah
limbah bau amoniak yang ditimbulkan jangan sampai mengganggu warga sekitar.
Lokasi ternak ayam kampung juga kalau bisa dekat dengan sumber air, sarana
produksi ternak (sapronak), pasar , transportasi mudah, dan aman.
C.
Waktu
Memulai Usaha
Pertanyaan selanjutnya
adalah kapan kita akan memulai usaha? Usaha ternak ayam kampung
dapat dimulai kapan saja asal semua faktor pendukung usaha siap dan tersedia
minimal bibit, pakan dan kandang. Tersedianya bibit, pakan, dan kandang saja
belum cukup kalau tidak dibarengi dengan informasi pasar yang jelas. Waktu yang
sedikit tepat untuk memulai usaha ternak ayam kampung adalah 2-3 bulan sebelum
hari raya Iedul Fitri (lebaran), imlek dan tahun baru masehi. Mengapa? Karena
pada waktu itu permintaan daging ayam kampung rata-rata meningkat sehingga kita
tidak khawatir produksi kita tidak laku terjual.
D. Sistem perkandangan
Ada dua cara dalam pemeliharaan ayam kampung yang
sering kita jumpai di masyarakat yaitu dengan cara di lepas atau di liarkan
begitu saja dengan di lepas pada pagi hari dan di kandangkan pada sore
hari,selanjutnya memelihara ayam untuk dibudidayakan yaitu dengan sistem
perkandangan dimana ayam dipelihara dari Doc sampai siap panen.Dari kedua
sistem tersebut terdapat kekurangan maupun kelebihannya.
A.Sistem lepas/diliarkan
Keunggulan:
1.
Karena menghemat biaya makanan.
2.
Umumnya ayam cukup diberi makan
pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul
secukupnya.Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri disekitar
rumah.
3.
Kemudian sore hari juga di beri
makan saat akan di kandangkan.
Kelemahan:
1.
ayam lambat untuk berkembang lebih
banyak, karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi.
2.
Waktu mengasuh terlalu lama yang berarti
mengurangi produktifitas.
3.
Kendali akan keberadaan ayam kurang, sehingga
kemungkinan dimangsa predator maupun hilang lebih tinggi.
4.
Cara pemeliharan ini kurang produktif
B.Sistem Perkandangan
Keunggulan:
1.
Ayam yang dikandangkan lebih mudah
dikontrol keberadaannya,
2.
Dapat mempercepat populasinya
dengan cara setiap ayam yang bertelur diambil dan dikumpulkan untuk ditetaskan
secara bersama dalam satu indukan atau mesin penetas.
3.
Anak ayam tidak harus mengikuti
induknya. Namun dapat dipisah dan ditempatkan dengan pemberian panas cahaya listrik (untuk
penghangat) dan makanan yang sesuai
Kelemahan :
1.
Apabila kondisi kandang tidak
diperhatikan dan tidak sesuai syarat, maka kondisi hewan peliharaan justru akan
memburuk, hal ini disebabkan kondisi yang telah membuat hewan ternak memiliki
ketergantungan terhadap pemeliharanya, sehingga memerlukan perhatian yang lebih
dibandingkan dengan cara diliarkan . Oleh karena itu kondisi kandang merupakan
hal yang sangat penting dalam cara pemeliharaan ini, misalnya pada saat
pembuatan kandang harus diperhatikan beberapa faktor, di antaranya yaitu
masalah biologis ayam yang akan menempatinya, teknik pembuatan kandang yang
berhubungan langsung dengan masalah bentuk dan kualitas bahan, serta masalah
iklim, suhu, pergerakan angin dan pengaturan udara yang berhubungan langsung
dengan temperatur dan kelembaban kandang serta ventilasi udara .
E. Pemilihan bibit unggul
Dalam
pengembangannya, ditemukan berbagai hambatan untuk meningkatkan produktivitas ayam
kampung yang relatif rendah .Hal ini terkait dengan sistem pemeliharaan yang
masih tradisional, pakan yang diberikan masih seadanya, dan belum terlaksananya
sistem pengendalian penyakit dengan baik.Hambatan-hambatan ini menjadi kendala
dalam pengembangan ternak ayam kampung di pedesaan. Dalam pembudidayaan ayam
kampung, permasalahan yang sering ditemui adalah penyediaan bibit ayam kampung
unggul. Dalam pencarian calon bibit unggul, selain didasarkan dari tampilan
luarnya, juga seleksi ayam kampung yang berbasis konsep pemuliaan ternak,
sehingga diperoleh bibit unggul, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
produktivitas ternak
Ciri-ciri bibit unggul ayam, yaitu:
- Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat, misalnya kaki utuh dan leher lurus.
- Otot gempal dan kuat, terutama di bagian paha dan dada. Tulangnya juga kuat.
- Susunan bulu teratur, saling menghimpit dan tampak mengkilat. Kondisi bulu yang baik mencerminkan kondisi kulit yang baik pula.
- Mata cerah dan pandangannya tampak tajam.
- Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang.
- Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
- Induk jantan mempunyai jengger yang berwarna merah cerah, kepala tampak kokoh, paruh pendek, tajam dan kuat.
- Jarak ujung tulang dada dengan dubur berjarak minimal tiga jari tangan.
F.
Pakan ayam kampung
Pakan
ayam dibuat dengan berbagai bentuk dan jenis serta kegunaanya. Pemberian pakan
ayam yang tidak sesuai dengan kegunaannya akan berakibat diare, kurang nafsu makan
dan lebih parah lagi menimbulkan kematian. Adapun jenis pakan ayam kampung
berdasar bentuknya adalah :
1. Pelet/Butiran
Pelet
sebenarnya berasal dari kata "pullet" yang artinya ayam dara. Pullet
sendiri dalam pengucapannya lebih gampang adalah pelet. Jenis pelet ini khusus
untuk ayam dara dan ayam kampung dewasa seperti artinya dalam bahasa inggris.
Bentuk pelet sendiri menurut kami adalah butiran atau bijian utuh. Jadi jenis
pakan ini tidak cocok untuk anak ayam.
2.Crumble/Butiranpecah
Sama seperti pelet hanya saja berbentuk butiran atau bijian pecah. Sering kita temui bentuk crumble adalah BR1 yang sebenarnya pakan untuk ayam broiler atau ayam ras. Pakan crumble lebih cocok untuk anak ayam usia 1 bulan keatas. Jenis pakan ini tidak cocok untuk anak ayam di bawah usia 1 bulan
G.
Manajemen usaha
Bibit ayam kampung (DOC) harus
berkualitas dan mampu bertumbuh dengan baik,sehingga FCR (feed Conversion
ratio)nya standar, tidak mudah terserang penyakit dan mampu panen tepat waktu
dengan kondisi yang baik, usahakan selalu mengutamakan DOC/bibit yang
berkualitas karena 60 Persen kesuksesan ternak ayam kampung bermula dari DOC
Ayam Kampung yang baik. Pakan untuk ayam kampung sebenarnya cukup
sederhana saja, jangan mudah terjebak dengan pakan yang murah karena dalam hal
usaha ternak ayam kampung pakan merupakan investasi terbesar yang kita
keluarkan, kualitas pakan akan sesuai dengan pencapaian kualitas panenan ayam
kampung kita.Kandang untuk beternak ayam kampung cukup dibuat sederhana saja,
akan tetapi kalau sudah yakin usaha kita akan dapat berjalan terus dalam waktu
lama maka membangun kandang permanen adalah suatu keharusan. Kandang permanen
biasanya akan terawat lebih baik daripada kandang yang bersifat sementara. Yang
menjadi patokan dalam membangun kandang adalah arah kandang, dan kepadatan
kandang. Kandang ayam kampung dapat dibuat berdasarkan fase pemeliharaan (bok,
ren, atau postal).Pencegahan dan penanganan penyakit adalah hal yang tak kalah
pentingnya dalam usaha peternakan ayam kampung. Lebih baik mencegah daripada
mengobati adalah prinsip yang harus dipegang oleh peternak untuk masalah ini.
Mengapa? Usaha pencegahan jauh lebih murah biayanya daripada biaya yang kita
keluarkan untuk mengobati. Usaha pencegahan penyakit ini bisa dilakukan antara
lain dengan menerapkan program sanitasi yang ketat, biosecurity, dan program
vaksinasi. Sedangkan untuk usaha penanganan penyakit adalah dengan melakukan
penanganan atau tindakan yang benar dalam mengobati penyakit.
H. Pemasaran
Tak perlu bingung untuk memasarkan
hasil panen ayam kampung baik berupa daging atau telurnya, insyaAllah banyak
jalan. Pasar tradisional, warung penyedia menu spesial ayam kampung, pengepul,
pembeli ayam kampung keliling (obrok) tidak pernah berhenti untuk membeli
produk ini. Kalau terdapat banyak peternak di suatu tempat atau wilayah maka
sebaiknya membentuk suatu komunitas (asosiasi atau paguyuban) semisal perkumpulam peternak ayam kampung
atau semisalnya. Insyaallah banyak manfaat kalau kita bergabung dengan koperasi
atau paguyuban di antara salah satunya adalah untuk mengatasi masalah pemasaran
produk, atau bisa juga kita buat menjadi ayam kampung yang lebih organik.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ternak ayam
kampung itu paling mudah dilakukan, selain itu harga jual ayam kampung stabil,
dan si ayam lebih resisten dari penyakit ketimbang ayam
ras/broiler. Lahan yang dibutuhkan untuk kandang 100 ekor ayam,
idealnya sekitar 500 persegi, meskipun pada kenyataannya bisa dilakukan di
lahan yang lebih sempit.
Ayam
kampung memiliki konsumen yang fanatik, sehingga dilihat dari serapan pasar,
kecenderungannya selalu kekurangan, sehingga potensi pasarnya sangat terbuka
luas. Hal lain yang membuat ayam kampung selalu dicari, ialah bahwa rasa
dari ayam kampung sangat berbeda dengan ayam ras.
Dengan
demikian usaha ayam kampung ini menjanjikan penghasilan yang lumayan dan
tentunya dapat membantu dalam memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja
yang direkrut