Kamis, 01 Mei 2014

budidaya ayam buras



BUDIDAYA AYAM BURAS



Disusun oleh:
Agyuri Thesa Pramuda
NIM:112224





Akademi Peternakan Brahmaputra
2013

PENDAHULUAN
Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan.
Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat
mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.
BIBIT
Ciri-ciri bibit yang baik :
a. Ayam jantan
- Badan kuat dan panjang.
- Tulang supit rapat.
- Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
- Paruh bersih.
- Mata jernih.
- Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
- Terdapat taji.
b. Ayam betina (petelur) yang baik
- Kepala halus.
- Matanya terang/jernih.
- Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
- Paruh pendek dan kuat.
- Jengger dan pial halus.
- Badannya cukup besar dan perutnya luas.
- Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
- Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
C.Ciri-ciri anak ayam yg baik:                 
-Tidakcact
-Bulu kering
-Lincah dan sehat
-Mata bulat terang dan bercahaya
-Kaki kuat berdiri tegak
 PEMELIHARAAN
Ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan :
  1. Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam dilepas dan mencari pakan sendiri)
  1. Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan tambahan)
 
  1. Intensif (ayam dikandangkan dan diberi pakan).
Apabila dibedakan dari umurnya, ada beberapa macam pemeliharaan, yaitu :
  1. Pemeliharaan anak ayam (starter) : 0 – 6 minggu, dimana anak ayam sepenuhnya diserahkan kepada induk atau induk buatan.
  2. Pemeliharaan ayam dara (grower) : 6 – 20 minggu.
  3. Pemeliharaan masa bertelur (layer) : 21 minggu sampai afkir(±2 tahun).
Untuk memperoleh telur tetas yang baik, diperlukan 1 (satu) ekor pejantan melayani 9 (sembilan) ekor betina, sedangkan untuk menghasilkan telur konsumsi, pejantan tidak diperlukan.
 PERKANDANGAN
Fungsi kandang yaitu :
  1. Untuk tempat berteduh dari panas dan hujan.
  2. Sebagai tempat bermalam.
  3. Untuk memudahkan tata laksana.
Syarat kandang yang baik, yaitu :
  1. Cukup mendapat sinar matahari.
  2. Cukup mendapat angin atau udara segar.
  3. Jauh dari kediaman rumah sendiri.
  4. Bersih.
  5. Sesuai kebutuhan (umur dan keadannya).
  6. Kepadatan yang sesuai.
  7. Kandang dibuat dari bahan yang murah, mudah didapat dan tahan lama.
kandang dibagi menjadi 3jenis:
A.    Kandang anak ayam(1-8minggu)
Bentuk kotak terbuat dari papan kayu dan kawat ram.jarak dari lantai ±25 cm,dilengkapi degan pemanas 50-60 watt.kepadatan kandang 20-30 ekor/m².dapat pula ditempatkan dikandang postal.
B.     Kandang ayam muda (9-20 minggu)
Ayam jantan muda umur >8 minggu biasanya di jual/dipelihara untuk dipersiapkan sbg pejantan.ayam dara dipelihara sbg calon bibit umur9-20 minnggu harus dipindakan dari kandang postal tamping ayammuda berkiasar 10-12 ekor/m²
C.     Kandang ayam dewasa(>20 minggu)
Ayam buras betina dewasa umur> 20 minggu dipelihara sbg petelur,sebaiknya ditempatkan didalam kandang battere 1ekor/kotak.tujuannya mempermudah pemeliharaan dan menguragi sifat mengeram.ukuran kotak 40*25*40 cm.
Kepadatan kandang :
  1. Anak ayam beserta induk : 1 – 2 m² untuk 20 – 25 ekor anak ayam dan 1 – 2 induk.
  2. Ayam dara 1 m² untuk 14 – 16 ekor.
  3. Ayam masa bertelur, 1 – 2 m² untuk 6 ekor dan pejantan 1 ekor.
PAKAN
Untuk anak ayam umur 1 - 6 hari (kutuk), pakan ditabur atau sediakan pada wadah yang mudah terjangkau, jenis pakan yang dipakai adalah ransum ayam ras starter (pakan komersial).

Ayam umur 7 hari s/d 1 bulan dapat diberikan pakan campuran yaitu pakan ayam ras starter dicampur dengan katul dan dedak halus, dengan perbandingan 1: 1 atau jagung giling dan katul dengan perbandingan 2 : 1 dan dapat di tambah protein hewani.
      Ayam berumur 1 - 2 bulan diberikan pakan dedak, nasi ,jagung giling, dan lain sebagainya dan diberikan pada pagi & sore

Ayam umur 2-4 bulan dan seterusnya, diberikan pakan campuran, dedak halus, jagung giling, dan pakan komersil dengan perbandingan 3:1:1 dan dapat di tambahan hijauan yg mudah  didapat, gaplek dan tepung ikan.
     Air minum disediakan setiap saat, untuk anak ayam berumur 2 hari air minumnya ditambah gula pasir dengan perbandmgan 1 liter air dengan 1 sendok gula, sedangkan untuk anak ayam berumur 2-7 hari minumnya dicampur dengan Vitachik (obat anti stres).

PENGENDALIAN PENYAKIT
a. Tetelo (ND)

Penyebab : ParamyxivirusGejala : Ayam ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar- putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : Melakukan vaksinasi melalui tetes mata atau hidung dilakukan pada anak ayam berumur 3 - 4 hari, dan umur 3 minggu dilakukan setiap bulan secara teratur. Peralatan dan kandang dijaga supaya tetap bersih, terhadap ayam yang terkena ND dimusnahkan dengan cara dibakar.


Ayam  yang terkena penyakit ND
Sumber foto : http://ternak-ayam.blogspot.com

b. Gumboro (Gumboro disease)

Penyebab : Virus
Gejala : Ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih disekitar anus.
Pencegahan : Vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang.
Pengobatan : belum ada


Ayam terkena penyakit Gumboro
Sumber Foto : http://abanauval.blogspot.com

c. Penyakit cacing ayam (Worm disease)

Penyebab : Cacing
Gejala : Pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala; sanitasi kandang yang baik, penggantian liter kandang secara berkala dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobat : pemberian obat cacing seperti popedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya.


Kondisi anak ayam yang terserang cacing
Sumber foto : http://hanznagadorifarm.blogspot.com

d. Berak kapur (Pullorum)

Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu disekitar anus.
Pencegahan : Mengusahakan induk terbatas dari penyakit ini , fumigasi yang tepat pada mesin penetasan dan kandang.
Pengobatan : Noxial, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycycn atau lainnya.


Ayam yang terserang penyakit Berak kapur

e. Berak darah (Coccidiosis)

Penyebab : Protozoa Eimeria sp.
Gejala : Anak ayam terlihat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol ditepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi dan sirkulasi udara yang baik atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran.
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya.




f. Flu Burung (Avian Influenza)

Penyebab : Virus H5N1
Gejala : Mirip dengan penyakit ND, demam tinggi, jalan sempoyongan, mengantuk dengan kepala menyentuh tanah, ada tanda tanda sakit pada syaraf, cangkang telur tipis dan berhenti bertelur.
Pencegahan : Dekontaminasi/desinfektan/pembersihan
Pengobatan : Belum ada.


Ayam terkena penyakit flu burung
Sumber foto : http://adjooariiskandar.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar