LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
HASIL TERNAK
PEMOTONGAN
SAPI
OLEH :
AGYURI THESA P
112224
AKADEMI
PETERNAKAN BRAHMAPUTRA
YOGYAKARTA
2012
BAB.I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Daging merupakan salah satu hasil
ternak dengan nilai gizi sangat tinggi (protein 18% dengan asam-asam amino yang
lengkap dan seimbang), dapat diolah menjadi berbagai masakan dengan rasa yang
enak, sehingga hampir semua orang dapat menerima (tidak menolak) dengan kata lain daging tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kebutuhan daging dari tahun ke tahun
semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, meningkatnya pengetahuan
tentang arti pentingnya gizi, dan peningkatan daya beli masyarakat.
Dengan adanya RPH membantu masyarakat untuk mengantisipasi segala aspek
yang tidak diinginkan misalnya : daging yang tidak layak konsumsi ( busuk,
terdapat cacing hati, dll.). Oleh karena itu peran RPH sangatlah penting untuk
menjaga agar konsumen tidak merasa dirugikan. Khususnya di daerah Yogyakarta
yang tingkat konsumsi dagingnya relatif tinggi, dan dengan pertumbuhan
perekonomian masyarakat yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
juga berpengaruh pada tingkat konsumtif masyarakat terhadap daging.
B.
TUJUAN DAN MANFAAT
Mengetahui
tahapan pemotongan sapi dan pemeriksaan – pemeriksaan yang dilakukan serta cara
pengolahan daging sampai siap dipasarkan. Mahasiswa juga dapat lebih mengerti
tentang bagian – bagian daging yang bagus untuk diolah sebagai makanan ataupun
olahan daging yang lainnya.
Praktikum
ini akan bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang cara –
cara pemotongan sapi.
C.
LANDASAN TEORI
v JENIS - JENIS SAPI POTONG
Ø SAPI LIMOUSIN
Sapi Limousin kadang disebut juga
Sapi Diamond Limousine (termasuk Bos Taurus),
dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan
yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental.
Secara genetik Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari
wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang
besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang
sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata
laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi
jenis limousin ini merupakan salah satu
yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk
penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai
1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya.
Sapi lainnya yang juga merajai pasar-pasar sapi adalah Sapi PO dan Sapi Bali.
Sapi jenis limousin ini SUDAH diternakkan di DOMPI.
Sapi lainnya yang juga merajai pasar-pasar sapi adalah Sapi PO dan Sapi Bali.
Sapi jenis limousin ini SUDAH diternakkan di DOMPI.
Ø
SAPI SIMENTAL
Sapi simmental merupakan salah satu
bangsa sapi potong yang populer di dunia. Sapi ini berasal dari lemabh Simme,
Switserlan. Sapi simmental termasuk salah satu sapi yang tergolong
kedalam Bos taurus. Sapi simmental mempunyai berat lahir yang lebih besar
daripada bangsa sapi yang lain, mempunyai sifat yang jinak dan mudah
dikendalikan. Sapi Simental mempunyai reputasi daya hidup yang lebih lama, pada
umur 12 tahun masih mampu menghasilkan pedet yang bagus. Selain sebagai sapi
potong, induk sapi simental dapat menghasilkan susu yang berkualitas baik dan
di konsumsi. Oleh karena itu sapi simental merupakan bangsa sapi yang ideal
untuk digunakan dalam persilangan.
Sapi simental mempunyai warna merah
pada mukannya, sedangkan keempat kaki mulai dari lutut dan kipas ekor berwarna
putih. Warna merahnya bervariasi dari merah gelap sampai kuning. Perototannya
baik dan pertulangaannya besar dengan temperamen yang baik. Sapi SimPO
merupakan sapi hasil persilangan antara pejantan Sapi Simental dengan induk
sapi peranakkan ongole (PO), yaitu kebanyakan merupakan hasil perkawinan dengan
inseminasi buatan (IB). Sapi SimPO mempunyai darah dari sapi Simental dan
peranakan Ongole, sehingga ciri-ciri sapi ini dapat menyerupai Sapi Simental,
Peranakkan Ongole, sehingga ciri-ciri sapi ini dapat menyerupai Sapi Simental,
Peranakkan Ongole atau perpaduan ciri-ciri Simental dan Peranakan Ongole.
v
Kandungan gizi daging sapi
Zat Besi
Daging merah (sapi) adalah sumber terkaya zat besi. Zat
besi pada daging lebih mudah diserap tubuh ketimbang zat besi pada sayuran atau
makanan olahan, seperti sereal. Zat besi penting untuk pengangkutan oksigen,
produksi energi, dan perkembangan otak.
Seng dan Selenium
Daging merah juga menjadi sumber seng yang baik. Kebutuhan
seng 50 persen lebih tinggi bagi individu yang tidak makan daging sama sekali. Seng
dan selenium penting untuk sistem imunitas, pertumbuhan, serta penyembuhan
luka.
Vitamin Grup B
Daging merah mengandung vitamin grup B, termasuk
riboflavin, niacin, pantothenic acid, vitamin B6, dan vitamin B12. Vitamin B12
tidak ditemukan dalam makanan dari tumbuh-tumbuhan. Kekurangan vitamin B12
merugikan fungsi neurologi, termasuk daya ingat dan konsentrasi.
Vitamin D
Studi di Inggris menunjukkan bahwa
daging merah mengandung vitamin D. Vitamin D penting bagi kesehatan tulang.
Asam Lemak Omega 3
Daging merah adalah sumber alami
omega 3. Omega 3 penting untuk sistem saraf dan kesehatan jantung. Daging merah
relatif rendah lemak jenuh dan lemak trans.
Protein
Daging merah mengandung protein yang tinggi. Sebanyak
100 gram daging merah mentah mengandung sekitar 20-25 gram protein. Fungsi
protein adalah membangun kembali sel-sel yang rusak dalam tubuh. Protein juga
membentuk zat-zat pengatur, seperti enzim dan hormon.
v Syarat –
syarat pemtongan hewan ternak ( sapi, domba, kambing, kerbau, dan kuda ) :
Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi hewan potong yang diuraikan dalam Manual Kesmavet (1993):
a.
Disertai
surat kepemilikan.
b. Disertai bukti
pembayaran retribusi/pajak potong.
c.
Memiliki
surat ijin potong.
d. Dilakukan
pemeriksaan ante mortem oleh petugas pemeriksa yang berwenang paling lama 24
jam sebelum penyembelihan.
e.
Disitirahatkan
paling sedikit 12 jam sebelum penyembelihan dilakukan.
f.
Penyembelihannya
dilakukan di rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan.
g.
Pelaksanaan
pemotongan hewan potong dilakukan di bawah pengawasan dan menurut
petunjuk-petunjuk petugas pemeriksa yang berwenang.
h.
Tidak dalam
keadaan bunting.
i.
Penyembelihannya
dilakukan menurut tata cara agama Islam.
D.
MATERI
DAN METODE
Praktikum dilaksanakan di RPH
Giwangan pada rabu, November 2012. Mahasiswa datang ke RPH dan diberi
pembekalan, setelah itu mengikuti jalannya produksi Rumah Potong Hewan mulai
dari penyembelihan, pengulitan, pemeriksaan, pelayuan sampai dengan dipasarkan.
Sedangkan metode penyembelihan sapi pada RPH Giwangan adalah dengan
penyembelihan manual.
BAB.II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
ð Hasil pemeriksaan organ dalam :
v Pada hati terdapat 1 cacing hati yang secara kasap mata
dapat dilihat pada permukaan hati yang mengalami
perubahan warna kuning pada bagian yang terinfeksi. Apabila disayat akan keluar
cairan berwarna hijau. Cacing akan keluar dengan sendirinya.
v Paru
– paru normal, bentuk paru – paru yang normal
v Ginjal
normal dengan ditandai
v Ambing
normal ditandai dengan kekenyalannya, pemeriksaan dilakukan dengan meraba
ambing yang telah dipisahkan kulitnya. Ambing yang tidak normal terdapat
jendalan, penyakit yang biasa menyerang ambing yaitu mastitis.
v Pankreas
normal
ð Berat
badan sapi hidup :
Rumus
: (Berat karkas x 2) + 15 kg
BB.
sapi = ( 122 x 2 ) + 15 kg = 259 kg
ð Hasil
penimbangan daging :
I.
Berat daging ( 24 kg )
-
Buntut = 1,6 kg
-
Ayam / tetelan = 0,9 kg
-
Limfa = 0,3 kg
-
Cengel / leher = 2,5 kg
-
Tulang iga = 6,2 kg
-
Tipis = 5,7 kg
II.
Depot daging ( 49,8 kg )
-
Tipis = 7 kg
-
Pipi = 3,9 kg
-
Koyor = 3,3 kg
-
Hati = 1,8 kg
-
Paru – paru = 1,5 kg
-
Otot = 1,3 kg
-
Kapur / ambing= 1,1 kg
-
Lemak = 2 kg
-
Tulang iga = 6,9 kg
Hasil
depot yang bagus adalah minimal 60% dari karkas nya, sapi yang dipotong pada
praktikum ini sekitar 73,8%( 24 + 49,8 = 73,8 % )
B.
PEMBAHASAN
Peralatan
yang digunakan untuk pemotongan sapi di RPH yaitu : killing box, pisau, katrol,
timbangan, pengait daging( digunakan untuk proses pelayuan ). Jenis sapi yang
dipotong pagi hari tanggal Desember 2012 adalah sapi simPO. Umur sapi yaitu
sekitar 1,5 tahun dilihat dari giginya. Sapi SimPO merupakan sapi hasil
persilangan antara pejantan Sapi Simental dengan induk sapi peranakkan ongole
(PO), yaitu kebanyakan merupakan hasil perkawinan dengan inseminasi buatan
(IB). Sapi SimPO mempunyai darah dari sapi Simental dan peranakan Ongole,
sehingga ciri-ciri sapi ini dapat menyerupai Sapi Simental, Peranakkan Ongole,
sehingga ciri-ciri sapi ini dapat menyerupai Sapi Simental, Peranakkan Ongole
atau perpaduan ciri-ciri Simental dan Peranakan Ongole.
Pemotongan sapi
di RPH giwangan ini menggunakan metode manual, sapi ditali pada kaki dan pada
bagian kepala. Kemudian sapi dimasukkan ke restraining box / killing box yaitu
kotak untuk menjatuhkan sapi sebelum disembelih. Dengan metode manual salah
satunya yaitu kaki disrempang, sapi diikat keempat kakinya, ditidurkan, dan
setelah ditidurkan ( dijatuhkan ) sapi disiram dengan air dingin tujuannya
supaya darah keluar dengan sempurna. Darah yang keluar ditempatkan dikotak
papan, karena jika darah langsung dibuang melalui saluran pembuangan air
dikhawatirkan akan menggumpal dan menyumbat saluran. Tahap selanjutnya yaitu
pengulitan, pada tahap ini yang pertama dilakukan adalah memasang kait pada
kaki kemudian gantung sapi dengan katrol, maka pengulitan siap dilakukan.
Setelah dikuliti keluarkan jeroan dengan membuka rongga dada dan rongga perut,
keluarkan isi rongga dada dan perut. Sebelum dibawa ke ruang hijau untuk
dibersihkan dilakukan pemeriksaan jeroan, pemeriksaan pada oesophagus, paru –
paru, hati, empedu, ginjal, pankreas, dan ambing.
Setelah
proses pengulitan selesai daging dibawa ke ruang pelayuan dan digantung pada
alat yang telah tersedia. Setelah itu daging dipotong – potong menurut kelas
daging itu sendiri karena terdapat beberapa kelas daging dengan harga yang
berbeda. Jika pemotongan selesai karkas dan non-karkas ditimbang diruang
penimbangan untuk selanjutnya dibawa ke pemesan.
Berikut
adalah bagian – bagian sapi dan penggunaannya :
v Daging sapi
paha depan atau dikenal juga sebagai chuck adalah bagian daging
sapi yang berasal dari bagian atas paha depan. Biasanya daging ini digunakan
untuk membuat bakso.
v Daging Iga
Sapi atau rib adalah bagian daging sapi yang berasal dari
daging di sekitar tulang iga atau tulang rusuk. Rib-eye steak adalah potongan
dalam bentuk steak, bisa dengan tulang (bone in) atau tanpa tulang (boneless).
Biasanya bagian ini digunakan sebagai bahan dasar makanan khas Makassar, sup
konro.
v Has Dalam atau
tenderloin adalah daging sapi dari bagian tengah badan. Sesuai dengan
karakteristik daging has, daging ini terdiri dari bagian-bagian otot utama di
sekitar bagian tulang belakang, dan kurang lebih di antara bahu dan tulang
panggul. Daerah ini adalah bagian yang paling lunak, karena otot-otot di bagian
ini jarang dipakai untuk beraktivitas. Biasanya bagian daging ini digunakan
untuk membuat steak.
v Has Luar atau lebih
dikenal dengan nama Sirloin adalah bagian daging sapi yang berasal dari bagian
bawah daging iga. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat steak.
v Tanjung atau lebih
dikenal dengan nama Rump adalah salah satu bagian daging sapi yang berasal dari
bagian punggung belakang. Biasanya daging ini disajikan dengan dipanggang.
v Lamosir atau
lamusir termasuk daging yang lunak karena didalamnya terdapat butir-butir
lemak. Daging lamosir dapat dipanggang dalam oven, dibakar atau digrill.
Biasanya daging ini digunakan untuk makanan khas Batam, Sup Lamosir.
v T-Bone adalah
bagian daging sapi yang biasa dibuat sebagai steak. Potongan daging ini terbentuk
dari tulang yang berbentuk seperti huruf T dengan daging disekitarnya.
v Lidah Sapi adalah
bagian daging sapi yang berasal dari lidah sapi yg biasa digunakan sebagai
bahan dasar makanan untuk Sate Padang.
v Ekor sapi atau dalam
bahasa Jawa disebut dengan Buntut sapi adalah bagian ekor dari tubuh sapi.
Biasanya bagian ini disajikan sebagai hidangan sup buntut.
v Sandung
lamur (bahasa Inggris: Brisket) adalah bagian daging
sapi yang berasal dari bagian dada bawah sekitar ketiak. Biasanya bagian daging
sapi ini agak berlemak dan digunakan untuk masakan khas Padang seperti Asam
Padeh.
v Sengkel, dlm bahasa
Belanda: Schenkel, bahasa Inggris: Shank / Shin) berasal dari bagian depan atas
kaki sapi. Biasanya digunakan sebagai bahan dasar sup, soto dan bakso urat.
v Hati sapi adalah
bagian tubuh sapi yang berasal dari hati sapi. Biasanya hidanganyang dapat
dibuat oleh bagian tubuh ini adalah sambal goreng dan rempela ati goreng.
v Jeroan sapi adalah
bagian dalam tubuh sapi yang terdiri dari usus, limpa dan babat. Biasanya
hidangan yang dapat disajikan dengan bahan bagian tubuh ini adalah Coto
Makassar.
v Kaki sapi adalah
bagian daging sapi di bagian kaki yang biasa digunakan sebagai bahan dasar
makanan terutama di Asia. Di Indonesia, biasanya daging ini digunakan untuk
membuat Sop kaki sapi dan bagian dari Mie kocok Bandung.
v Kulit sapi ialah
bagian paling luar daging sapi. Kulit sapi biasanya dikeringkan dan digoreng
menjadi rambak.
v Tetelan adalah
bagian daging sapi yang sebenarnya merupakan sisa daging yang melekat pada
tulang. Daging ini berupa campuran daging, urat, lemak dan sebagainya. Tetelan
telah dikelupas dari tulang dan dipotong-potong. Biasa daging ini digunakan
untuk sup atau rawon.
v Kikil sapi adalah
tulang rawan yang diambil dari bagian kaki sapi. Kikil biasanya ditemui dalam
hidangan mie kikil, sup kikil.
v Kelapa (bahasa
Inggris: Knuckle) adalah bagian daging sapi yang berasal dari paha
belakang bagian atas yang berada di antara penutup dan gandik. Biasanya
hidangan yang menggunakan daging ini adalah panggangan dan casserole
BAB.III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu praktikan dapat mengetahui proses
pemotongan sapi dan bagian – bagian daging sapi yang dapat diolah sesuai dengan
bagian daging sapi itu sendiri.
B.
SARAN
Pemotongan kepala sapi setelah disembelih diharapkan dilakukan
setelah sapi benar – benar mati, jika dilaksanakan ketika sapi masih dalam
keadaan sekarat maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku yang tidak
berperi kehewanan. Dalam agama islam, pemotongan seperti itu dapat menyebabkan
daging yang dihasilkan menjadi haram karena cara pemotongannya tidak berdasar
pada syariat islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar