Jumat, 02 Mei 2014

ilmu makanan ternak



LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU MAKANAN TERNAK


Disusun Oleh  :
1.      WIDIYONO                          ( 112226 )
2.      RUSDIYANTO                     ( 112247 )
           3.      AGYURI THESA P.                        ( 112224 )
4.      UCOK SABIT SANJAYA  ( 112242 )
5.      APRILIA NUR K.                ( 112220 )
          6.      USMAN ARYANTO                       ( 112254 )
7.      HARY IMAM SAPUTRO   ( 112223 )

AKADEMI PETERNAKAN BRAHMAPUTRA
YOGYAKARTA 2012
KATA PENGANTAR

            Pertama-tama kami haturkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami dapat melaksanakan praktikum Ilmu makanan ternak unggas dan dengan lancar. Laporan ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah produksi ternak unggas.
            Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :
v  Bpk. Harimurti selaku dosen pembimbing yang membimbing kami selama pelaksanaan praktikum berlangsung.
v  Teman-teman yang telah membantu
v  Semua pihak yang tidak dapat kam sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami menerima kritik dan saran yang membangun.

                                                                                                Yogyakarta,    Desember 2012
                                                                                                            Praktikan


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... 
KATA PENGANTAR........................................................................................................   2
DAFTAR ISI......................................................................................................................    3
BAB.I             PENDAHULUAN.................................................................................................    4
Latar belakang....................................................................................................................    4
Tujuan dan manfaat............................................................................................................    5
Tinjauan pustaka................................................................................................................     6
Materi dan metode.............................................................................................................     9


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
 
               Ternak unggas mempunyai peran yang besar dalam pemenuhan kebutuhan daging, karena memberikan kontribusi sekitar 59% terhadap produksi daging secara nasional (Yuwono et al., 2005). Produk lainnya dari unggas , yakni telur , selama ini menunjukkan dominasinya dalam konsumsi pangan hewani nasional. Meskipun demikian, perkembangan perunggasan yang menggembirakan masih bertumpu pada peternakan ayam ras. Padahal untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan pertanian modern tangguh dan efisien dituntut pembangunan pertanian berwawasan agribisnis dan berbasis ekonomi kerakyatan.
Biaya pakan merupakan pengeluaran terbesar dalam suatu peternakan unggas, hal ini disebabkan sebagian besar bahan pakan penyusunnya masih merupakan bahan import seperti jagung, bungkil kedelai, dan tepung ikan (Sabrina, 2005). Menurut Murtidjo (1992), persoalan harag pakan unggas merupakan salah satu posisi kunci, karena biaya produksi yang dikeluarkan untuk ternak unggas komersial sekitar  60-70% dari total biaya produksi.
Ilmu Makanan adalah ilmu yang berhubungan dengan bahan-bahan makanan dan zat-zat yang terkandung di dalamnya sehubungan dengan kesehatan manusia dan hewan (Anggorodi, 1985).
Formula pakan adalah kalkulasi matematik dari suatu campuran bahan pakan yang akan melengkapi seluruh kebutuhan nutrien seperti protein, asam amino, energi, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan hewan (Zuprizal et al., 2008).  Definisi tersebut hampir sama dengan definisi ransum. Ransum adalah bahan baku pakan ternak yang disusun secara khusus dengan memperhitungkan kebutuhan hidup serta produksinya (Hardjosubroto dan Astuti, 1993)
Persyaratan nutrien broiler adalah pedoman yang mencerminkan laporan-laporan penelitian (NRC, 1994). Selanjutrnya, pedoman tersebut harus disesuaikan dengan varitas umur, jenis kelamin, dan strain broiler. Nilai yang tercantum pada Tabel 17 adalah level minimum untuk aktivitas produksi dan mencegah terjadinya sindrom defisiensi.



Tabel 17. Persyaratan nutrien broiler (% atau unit/kg pakan, 90% bahan kering)
Nutrien
Unit
0-3 minggua
3200b
3-6 minggua
3200b
6-8 minggua
3200b
Protein kasarc
Arginin
Glisin+serin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Metionin+sistin
Fenilalanin
Fenilalanin+tirosin
Prolin
Treonin
Triptofan
Valin
Kalsiumd
Nonfitat fosfor
Sodium (Na)
Klorin
Besi
Vitamin A
Vitamin B12
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
mg
IU
mg
23,00
1,25
1,25
0,35
0,80
1,20
1,10
0,50
0,90
0,72
1,34
0,60
0,80
0,20
0,90
1,00
0,45
0,20
0,20
80
1500
0,01
20,00
1,10
1,14
0,32
0,73
1,09
1,00
0,38
0,72
0,65
1,32
0,55
0,74
0,18
0,82
0,90
0,35
0,15
0,15
80
1500
0,01
18,00
1,00
0,97
0,37
0,62
0,93
0,85
0,32
0,60
0,56
1,04
0,48
0,68
0,16
0,70
0,80
0,30
0,12
0,12
80
1500
0,007
a Interval untuk persaratan nutrien berdasarkan kronologi penelitian yang tersedia b Konsentrasi energi pada umumnya dalam kcal ME/kg pakan c Broiler tidak mempunyai hanya memerlukan protein kasar, tetapi kecukupan protein kasar menjamin ketersediaan nitrogen untuk sintesis asam-asam amino non esensial, dan levelnya dapat dikurangi bila digunakan asam-asam amino sintetis d Persyaratan kalsium dapat bertambah bila pakan mengandung level fosfor fitat tinggi.

Peternak di Indonesia umumnya menggunakan program dua jenis pakan yaitu starter (PK 21-24%) dan finisher (PK 18-20%), bahkan ada yang memberikan pakan starter hingga ayam dipanen (Fadilah, 2005). Selanjutnya, untuk mengetahui pertambahan berat badan setiap minggu dilakukan penimbangan sampel yang diambil secara acak dan dibandingkan dengan standar ayam yang dipelihara (Tabel 18). Jika pertambahan berat badan tidak sesuai dengan standar ayam yang dipelihara, ada kecurigaan permasalahannya adalah tatalaksana pemeliharaan yang tidak benar atau kualitas pakan tidak bagus.



TUJUAN DAN MANFAAT

Pembuatan Pellet
Tujuan Agar dari praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui cara membuat pellet dan tata cara pembuatannya
Manfaat dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat ransum pakan (pellet) sesuai dengan setandar.
Treatment suplement
Tujuan dari praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui pengaruh suplement terhadap pertambahan nafsu makan dan bobot pada ayam broiler.
Manfaat dari praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui cara pemberian suplemen yang tepat untuk pertumbuhan broiler yang baik.


TINJAUAN PUSTAKA

Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
  1. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
  2. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
  3. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
  4. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).

Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
  1. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
  2. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
  3. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

Sumber Vitamin dan Mineral
            Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

Dedak halus
           Dedak halus, merupakan hasil ikutan penumbukan atau penggilingan untuk memperoleh beras asah; kandungan PK ± 11 % dengan SK ± 10%; kaya vitamin dan niasin; mudah tengik; kandungan serat kasar tergantung pada terikutnya kulit gabah; dapat digunakan untuk ternak non ruminansia.
           Bekatul, diperoleh dari penumbukan atau penggilingan terakhir; merupakan bagian endosperm; selaput dan lembaga; kandungan PK mencapai 12 % dengan serat kasar ± 5%; mudah tengik; tidak mengandung kulit gabah.
           Kualitas bervariasi, dipengaruhi banyaknya kulit gabah. Kulit gabah mengandung serat kasar dengan kadar silika 11 – 19 %, hal ini merupakan pembatas nutrisi yang menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan berlebihan. Kadar protein lebih tinggi daripada jagung, kualitas proteinnyapun lebih baik.Penggunaan yang terlalu tinggi akan melembekkan lemak karkas. Mempunyai masalah terhadap penyimpanan.Dapat menggantikan sebagian peran jagung.
Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak

Dedak Jagung/Empok
           Merupakan lapisan luar biji jagung, mencakup kulit dan ujung tudung dengan sedikit bagaian pati lembaganya. Kandungan protein tidak lebih banyak daripada jagungnya. Pemberian terlalu tinggi dapat menyebabkan ulkus lambung, karena kandungan kulit biji. Bila diberikan pada unggas, hasilnya kurang baik bila dibandingkan dengan biji jagung. Tetes atau Molases merupakan hasil ikutan pabrik gula kandungan protein rendah (3-4 %); kandungan energi tinggi dlaam bentuk mono dan disakarida banyak digunakan pada ternak ruminansia  selain sumber energi juga bermanfaat sebagai : penambah rasa, mengurangi sifat berdebu pakan, pellet binder, stimulus aktivitas mikroba, carrier NPN dan vitamin dalam suplemen betuk cairan. penggunaan pada ruminansia sampai 15 %, pada unggas < 10 %.  penggunaan berlebihan dapat memunculkan sifat laksatif (penyebab mencret)penggunaan berlebihan juga mempersulit prosesmixing.Kualitas tergantung mutu tebu dan proses pengolahannya
Penentuan ke ternak

           Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat:


      Treatment Suplement
                  Menurut Iin (2009) dalam Alex riana (2010) menjelaskan ada beberapa tanaman obat yang berkhasiat untuk obat ternak ayam, diantaranya:
  1. Kunyit (Curcuma domestica), yang dikenal sebagai anti oksidan, anti mikroba dan anti radang. Kunyit mengandung minyak atsiri dari golongan monoterpen dan sesquitterpen, zat warna kuning yang disebut kurkuminoid, protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
  2. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dapat meningkatkan nafsu makan, anti oksidan, anti mikroba, anti kolesterol dan anemia. Zat gizi yang terkandung dalam temu lawak adalah kurkumin, kurkuminoid, mineral, atsiri, minyak lemak, karbohidrat dan protein. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin
  3. Temu giring (Curcuma heyneana), biasanya digunakan untuk obat cacing
  4. Temuireng (Curcuma aeruginosarhizome) adalah bermanfaat sebagai obat cacing dan meningkatkan nafsu makan. Dalam temuireng banyak mengandung minyak asiri, tanin dan kurkumenol.


BAB II.
METODE PRAKTIKUM

PEMBUATAN PELLET
A.     Alat dan Bahan pakan
·         Alat
1.      wadah
2.      Gilingan daging
3.      Timbangan
4.      Ember
5.      Koran
·         Bahan
1.      Konsentrat petelur
2.      Dedak padi
3.      Tepung Jagung
4.      Air panas

Proses penyusunan ransum
           Penyusunan ransum ternak adalah cara meramu bahan-bahan pakan ternak Untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksi yang diinginkan, pada bagian sebelumnya telah diterangkan bahwa zat-zat makanan utama yang dibutuhkan oleh ternak Ruminansia dan harus mendapat perhatian terlebih dahulu adalah bahan kering, protein, energi, kalsum dan posfor . cara terbaru dalam menyusun ransum adalah didasarkan pada 100 % bahan kering (dry matter basis), walaupun demikian masih memungkinkan untuk merubahnya kedalam bentuk yang tersedia (as-fed basis).
        Tahapan – tahapan penyusunan ransum pakan (Pellet) :
1.      Siapkan ember
2.      Masukan betakut, tepung jagung, konsentrat petelur
3.      Campurkan semua bahan ke dalam ember kemudian campurkan dengan air panas, sampai dihasilkan campuran yang apabila dikepal menggumpal.
4.      Setelah dibentuk gumpalan yang padat kemudian digiling dengan menggunakan gilingan daging.
5.      Hasil gilingan dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 2 hari.

TREATMENT SUPLEMENT
Alat:
1.      Kandang ukuran 50x80 cm sebanyak 6 kandang
2.      Tempat pakan dan minum sebanyak 6
3.      Timbangan
Bahan:
1.      Ayam broiler usia 3 minggu 6 pasang
2.      Suplemen ( glutationin)
3.      BR1
Proses pemberian Suplement
1.      Siapkan 6 kandang ( diberi label nomor tiap kandang)
2.      Campurkan BR 1 dengan suplement sesuai takaran, tiap pakan diberi label sesuai kandang
3.      Timbang berat badan ayam sebelum di treatment
4.      Berikan pakan sesuai dengan nomor label pada kandang, selama praktek berlangsung.
5.      Setelah treatment ayam ditimbang kembali.



BAB III
HASIL PAKTIKUM

PEMBUATAN PELLET

Misalkan tiga bahan pakan yang dihitung dengan persamaan adalah :
Bahan pakan
Simbol
PK (%)
ME (kcal/kg)
Jagung kuning
Dedak halus
Konsentrat
A
b
c
9,15
13,09
33,00
3320
2100
1800

Persamaan yang ditulis adalah :
a          +      b       +      c     =  1        ( x 9,15)    9,15 a  +   9,15 b +   9,15 c =   9,15
9,15 a  + 13,09 b + 33 c     = 14,58   ( x 1)         9,15 a  + 13,09 b + 33      c = 14,58  _
3320 a + 2100 b + 1800 c = 2708                                        3,94 b + 23,85 c =   5,43 ( x1220 )

a          +      b       +      c     =  1        ( x 3320)   3320 a + 3320 b + 3320 c = 3320    
3320 a + 2100 b   + 1800 c = 2708   ( x 1)         3320 a + 2100 b + 1800 c  = 2708  _
                                                                                          1220 b + 1520 c   =    612  ( x3,94 )                                                                                                    29097  c  = 6624,6                                                                                                                  5988,8 c  = 2411,28   _
                                                                                                     23108,2 c  = 4213,32        
                                                                                                                    c = 0,1823
1220 b = 612 – 1520 (0,1823) --- b = 0,2745      a + b + c = 1 --- a = 0,5432                                   

TREATMENT SUPLEMENT
            Kandang treatment



BAB IV. PEMBAHASAN
PEMBUATAN PELLET

Hasil yang didapat dari praktikum kami:
Berat saat akan di buat Pellet  masing – masing:
Jagung :           252,4 gr
Dedak :           655,4 gr
Konsentrat :      92,2 gr           +
Total    :           1000 gr = 1 kg ( untuk 2 kelompok)
Jadi untuk tiap kelompok = 500gr

Sedangkan hasil yang di dapat setelah penjemuran 470 gr,
-          Ini dikarenakan pembagian bahan kelompok kami hanya mendapatkan 498 gr.
-          Banyak tertinggal di alat gilingann daging, ini dikarenakan alat giling sudah lama tidak dipergunakan.
-          Bahan gilingan ada yang tercecer

TREATMENT SUPLEMENT
Perbandingan bahan pakan dengan suplement yang diberkan:
Untuk tiap 3 kg pakan di beri suplement 0,5 gr untuk 3 kandang treatment ( 4,5,6)
Dan 3 kg pakan tidak diberi suplement untuk kandang (1,2,3)
Untuk hasil FCR kandang treatment dan non treatment :

FCR Non Treatment
-          Kandang 1      : 1,40
-          Kandang 2      : 1,51
-          Kandang 3      : 1,43
-          Rata – rata       : 1,45
 FCR Treatment
-          Kandang 4      : 1,60
-          Kandang 5      : 1,35
-          Kandang 6      : 1,49
-          Rata – rata       : 1,48

Setelah pengamatan ternyata pakan yang diberi suplement tidak ada pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertambahan berat badan ayam broiler.


BAB V. KESIMPULAN
Pada praktikum pembuatan pellet mahasiswa dapat mengamati dan mengetahui proses pembuatan pellet dan mengetahui perbandingan komposisi bahan pellet.

Pada praktikum treatment suplement mahasiswa dapat mengamati perbandingan bobot ayam broiler dengan atau tanpa suplement

















DAFTAR  PUSTAKA

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor.

Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia. Jakarta.

Fadilah, R. 2005. Ayam Broiler Komersial. AgroMedia Pustaka. Tangerang.

Hardjosubroto, W. dan J. M. Astuti. 1993. Buku Pintar Peternakan. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Ichwan, W. M. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. AgroMedia Pustaka. Tangerang.

Murtidjo, B. A. 1992. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

NRC. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. National Academy Press. Washington D.C.

Patrick, H and P. J. Schaible. 1981. Poultry : Feeds and Nutrition 2nd ed. AVI Publishing Company, Inc. Wesport, Connecticut.

Poernama, F. 2005. Performance Broiler : Dulu – Sekarang – Yang Akan Datang dalam Kumpulan Makalah Seminar Perunggasan Indonesia Sekarang dan Masa Depan. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.

Price, C. J. 1969. Poultry Husbandry I. Food ang Agriculture organization of United Nations. Rome.

Sabrina. 2005. Pengaruh Pemberian campuran Ampas Sagu dan Ampas Tahu yang Difermentasi dengan Trichoderma harzianum terhadap Performa Itik dalam Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis Special Edition, November 2005. 

Sudarmono, A. S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius. Yogyakarta.

Trisiwi, H. F. 2004. Pengaruh Level Protein dengan Koreksi Asam Amino Esensial dalam Pakan terhadap Penampilan, Produksi Karkas, dan Nitrogen Ekskreta Ayam Kampung. Tesis. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta. 

Trisiwi, H. F. 2006. Pengaruh Level Energi dan Protein dengan Koreksi Asam mino Esensial terhadap Penampilan Ayam Arab dalam Buletin Peternakan Vol. 30 (4).

Wahju, J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Yuwono, D. M., Subiharta, Suprapto, D. Pramono, T. Prasetyo, dan C. Setiani. 2005. Kajian Program Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat pada Usaha Unggas Lokal di Jawa Tengah dalam Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis Special Edition, November 2005. 

Zuprizal dan M. Kamal. 2000. Mata Kuliah Ransum Unggas. Bahan Ajar. Laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.
Zuprizal dan M. Kamal. 2008. Ransum Unggas dan Non Ruminansia. Bahan Ajar. Laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar