LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
MAKANAN TERNAK
Disusun Oleh :
1.
WIDIYONO (
112226 )
2.
RUSDIYANTO (
112247 )
3.
AGYURI
THESA P. (
112224 )
4.
UCOK
SABIT SANJAYA (
112242 )
5.
APRILIA
NUR K. (
112220 )
6.
USMAN
ARYANTO (
112254 )
7.
HARY
IMAM SAPUTRO (
112223 )
AKADEMI PETERNAKAN BRAHMAPUTRA
YOGYAKARTA 2012
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami haturkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami dapat melaksanakan
praktikum Ilmu makanan ternak
unggas dan dengan lancar. Laporan
ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah produksi ternak unggas.
Pada
kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :
v Bpk. Harimurti selaku dosen pembimbing yang membimbing
kami selama pelaksanaan praktikum berlangsung.
v Teman-teman yang telah membantu
v Semua pihak yang tidak dapat kam sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami menerima kritik dan saran yang membangun.
Yogyakarta, Desember 2012
Praktikan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... 3
BAB.I PENDAHULUAN................................................................................................. 4
Latar
belakang.................................................................................................................... 4
Tujuan dan manfaat............................................................................................................ 5
Tinjauan
pustaka................................................................................................................ 6
Materi dan
metode............................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ternak
unggas mempunyai peran yang besar dalam pemenuhan kebutuhan daging, karena
memberikan kontribusi sekitar 59% terhadap produksi daging secara nasional
(Yuwono et al., 2005). Produk lainnya
dari unggas , yakni telur , selama ini menunjukkan dominasinya dalam konsumsi
pangan hewani nasional. Meskipun demikian, perkembangan perunggasan yang
menggembirakan masih bertumpu pada peternakan ayam ras. Padahal untuk
mewujudkan visi dan misi pembangunan pertanian modern tangguh dan efisien
dituntut pembangunan pertanian berwawasan agribisnis dan berbasis ekonomi
kerakyatan.
Biaya pakan
merupakan pengeluaran terbesar dalam suatu peternakan unggas, hal ini
disebabkan sebagian besar bahan pakan penyusunnya masih merupakan bahan import
seperti jagung, bungkil kedelai, dan tepung ikan (Sabrina, 2005). Menurut
Murtidjo (1992), persoalan harag pakan unggas merupakan salah satu posisi
kunci, karena biaya produksi yang dikeluarkan untuk ternak unggas komersial
sekitar 60-70% dari total biaya
produksi.
Ilmu Makanan
adalah ilmu yang berhubungan dengan bahan-bahan makanan dan zat-zat yang
terkandung di dalamnya sehubungan dengan kesehatan manusia dan hewan
(Anggorodi, 1985).
Formula pakan
adalah kalkulasi matematik dari suatu campuran bahan pakan yang akan melengkapi
seluruh kebutuhan nutrien seperti protein, asam amino, energi, dan lain-lain
sesuai dengan kebutuhan hewan (Zuprizal et
al., 2008). Definisi tersebut hampir
sama dengan definisi ransum. Ransum adalah bahan baku pakan ternak yang disusun
secara khusus dengan memperhitungkan kebutuhan hidup serta produksinya
(Hardjosubroto dan Astuti, 1993)
Persyaratan
nutrien broiler adalah pedoman yang mencerminkan laporan-laporan penelitian
(NRC, 1994). Selanjutrnya, pedoman tersebut harus disesuaikan dengan varitas
umur, jenis kelamin, dan strain broiler. Nilai yang tercantum pada Tabel 17
adalah level minimum untuk aktivitas produksi dan mencegah terjadinya sindrom
defisiensi.
Tabel 17. Persyaratan nutrien broiler (%
atau unit/kg pakan, 90% bahan kering)
Nutrien
|
Unit
|
0-3 minggua
3200b
|
3-6 minggua
3200b
|
6-8 minggua
3200b
|
Protein kasarc
Arginin
Glisin+serin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Metionin+sistin
Fenilalanin
Fenilalanin+tirosin
Prolin
Treonin
Triptofan
Valin
Kalsiumd
Nonfitat fosfor
Sodium (Na)
Klorin
Besi
Vitamin A
Vitamin B12
|
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
mg
IU
mg
|
23,00
1,25
1,25
0,35
0,80
1,20
1,10
0,50
0,90
0,72
1,34
0,60
0,80
0,20
0,90
1,00
0,45
0,20
0,20
80
1500
0,01
|
20,00
1,10
1,14
0,32
0,73
1,09
1,00
0,38
0,72
0,65
1,32
0,55
0,74
0,18
0,82
0,90
0,35
0,15
0,15
80
1500
0,01
|
18,00
1,00
0,97
0,37
0,62
0,93
0,85
0,32
0,60
0,56
1,04
0,48
0,68
0,16
0,70
0,80
0,30
0,12
0,12
80
1500
0,007
|
a Interval untuk persaratan nutrien
berdasarkan kronologi penelitian yang tersedia b Konsentrasi energi pada
umumnya dalam kcal ME/kg pakan c Broiler tidak mempunyai hanya memerlukan
protein kasar, tetapi kecukupan protein kasar menjamin ketersediaan nitrogen
untuk sintesis asam-asam amino non esensial, dan levelnya dapat dikurangi bila
digunakan asam-asam amino sintetis d Persyaratan kalsium dapat bertambah bila
pakan mengandung level fosfor fitat tinggi.
Peternak
di Indonesia umumnya menggunakan program dua jenis pakan yaitu starter (PK
21-24%) dan finisher (PK 18-20%), bahkan ada yang memberikan pakan starter
hingga ayam dipanen (Fadilah, 2005). Selanjutnya, untuk mengetahui pertambahan
berat badan setiap minggu dilakukan penimbangan sampel yang diambil secara acak
dan dibandingkan dengan standar ayam yang dipelihara (Tabel 18). Jika
pertambahan berat badan tidak sesuai dengan standar ayam yang dipelihara, ada
kecurigaan permasalahannya adalah tatalaksana pemeliharaan yang tidak benar
atau kualitas pakan tidak bagus.
TUJUAN DAN MANFAAT
Pembuatan Pellet
Tujuan
Agar dari praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui cara membuat pellet dan tata
cara pembuatannya
Manfaat
dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat ransum pakan
(pellet) sesuai dengan setandar.
Treatment
suplement
Tujuan dari praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui
pengaruh suplement terhadap pertambahan nafsu makan dan bobot pada ayam
broiler.
Manfaat dari praktikum ini mahasiswa dapat
mengetahui cara pemberian suplemen yang tepat untuk pertumbuhan broiler yang
baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
- Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
- Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
- Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
- Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).
Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
- Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
- Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
- Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak,
baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan
mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan,
umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan
batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan
penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan
vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan
mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan
olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur,
Ca2PO4 dan beberapa mineral.
Dedak halus
Dedak halus, merupakan hasil ikutan penumbukan atau penggilingan untuk
memperoleh beras asah; kandungan PK ± 11 % dengan SK ± 10%; kaya vitamin dan
niasin; mudah tengik; kandungan serat kasar tergantung pada terikutnya kulit
gabah; dapat digunakan untuk ternak non ruminansia.
Bekatul, diperoleh dari penumbukan atau penggilingan terakhir; merupakan bagian
endosperm; selaput dan lembaga; kandungan PK mencapai 12 % dengan serat kasar ±
5%; mudah tengik; tidak mengandung kulit gabah.
Kualitas bervariasi, dipengaruhi banyaknya kulit gabah. Kulit gabah mengandung
serat kasar dengan kadar silika 11 – 19 %, hal ini merupakan pembatas nutrisi
yang menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan berlebihan. Kadar protein
lebih tinggi daripada jagung, kualitas proteinnyapun lebih baik.Penggunaan yang
terlalu tinggi akan melembekkan lemak karkas. Mempunyai masalah terhadap
penyimpanan.Dapat menggantikan sebagian peran jagung.
Sumber
: LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak
Dedak Jagung/Empok
Merupakan lapisan luar biji jagung, mencakup kulit dan ujung tudung dengan
sedikit bagaian pati lembaganya. Kandungan protein tidak lebih banyak daripada
jagungnya. Pemberian terlalu tinggi dapat menyebabkan ulkus lambung, karena
kandungan kulit biji. Bila diberikan pada unggas, hasilnya kurang baik bila
dibandingkan dengan biji jagung. Tetes atau Molases merupakan hasil ikutan
pabrik gula kandungan protein rendah (3-4 %); kandungan energi tinggi dlaam
bentuk mono dan disakarida banyak digunakan pada ternak ruminansia selain
sumber energi juga bermanfaat sebagai : penambah rasa, mengurangi sifat berdebu
pakan, pellet binder, stimulus aktivitas mikroba, carrier NPN dan vitamin dalam
suplemen betuk cairan. penggunaan pada ruminansia sampai 15 %, pada unggas <
10 %. penggunaan berlebihan dapat memunculkan sifat laksatif (penyebab
mencret)penggunaan berlebihan juga mempersulit prosesmixing.Kualitas tergantung
mutu tebu dan proses pengolahannya
Penentuan ke ternak
Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis
pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan
sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan
pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil,
kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan pakan penguat:
Treatment
Suplement
Menurut Iin
(2009) dalam Alex riana (2010) menjelaskan ada beberapa tanaman obat yang
berkhasiat untuk obat ternak ayam, diantaranya:
- Kunyit (Curcuma domestica), yang dikenal sebagai anti oksidan, anti mikroba dan anti radang. Kunyit mengandung minyak atsiri dari golongan monoterpen dan sesquitterpen, zat warna kuning yang disebut kurkuminoid, protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
- Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dapat meningkatkan nafsu makan, anti oksidan, anti mikroba, anti kolesterol dan anemia. Zat gizi yang terkandung dalam temu lawak adalah kurkumin, kurkuminoid, mineral, atsiri, minyak lemak, karbohidrat dan protein. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin
- Temu giring (Curcuma heyneana), biasanya digunakan untuk obat cacing
- Temuireng (Curcuma aeruginosarhizome) adalah bermanfaat sebagai obat cacing dan meningkatkan nafsu makan. Dalam temuireng banyak mengandung minyak asiri, tanin dan kurkumenol.
BAB II.
METODE
PRAKTIKUM
PEMBUATAN
PELLET
A. Alat
dan Bahan pakan
·
Alat
1. wadah
2. Gilingan
daging
3. Timbangan
4. Ember
5. Koran
·
Bahan
1. Konsentrat petelur
2. Dedak padi
3. Tepung Jagung
4. Air panas
Proses penyusunan ransum
Penyusunan ransum ternak adalah cara meramu bahan-bahan pakan ternak Untuk
memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksi yang diinginkan, pada
bagian sebelumnya telah diterangkan bahwa zat-zat makanan utama yang dibutuhkan
oleh ternak Ruminansia dan harus mendapat perhatian terlebih dahulu adalah
bahan kering, protein, energi, kalsum dan posfor . cara terbaru dalam menyusun
ransum adalah didasarkan pada 100 % bahan kering (dry matter basis), walaupun
demikian masih memungkinkan untuk merubahnya kedalam bentuk yang tersedia
(as-fed basis).
Tahapan
– tahapan penyusunan ransum pakan (Pellet) :
1. Siapkan ember
2. Masukan betakut, tepung jagung,
konsentrat petelur
3. Campurkan semua bahan ke dalam ember
kemudian campurkan dengan air panas, sampai dihasilkan campuran yang apabila
dikepal menggumpal.
4. Setelah dibentuk gumpalan yang padat
kemudian digiling dengan menggunakan gilingan daging.
5. Hasil gilingan dijemur dibawah sinar
matahari selama kurang lebih 2 hari.
TREATMENT SUPLEMENT
Alat:
1. Kandang ukuran 50x80 cm sebanyak 6
kandang
2. Tempat pakan dan minum sebanyak 6
3. Timbangan
Bahan:
1. Ayam broiler usia 3 minggu 6 pasang
2. Suplemen ( glutationin)
3. BR1
Proses pemberian Suplement
1. Siapkan 6 kandang ( diberi label
nomor tiap kandang)
2. Campurkan BR 1 dengan suplement
sesuai takaran, tiap pakan diberi label sesuai kandang
3. Timbang berat badan ayam sebelum di
treatment
4. Berikan pakan sesuai dengan nomor
label pada kandang, selama praktek berlangsung.
5. Setelah treatment ayam ditimbang
kembali.
BAB III
HASIL PAKTIKUM
PEMBUATAN PELLET
Misalkan tiga
bahan pakan yang dihitung dengan persamaan adalah :
Bahan pakan
|
Simbol
|
PK (%)
|
ME (kcal/kg)
|
Jagung kuning
Dedak halus
Konsentrat
|
A
b
c
|
9,15
13,09
33,00
|
3320
2100
1800
|
Persamaan yang ditulis adalah :
a + b
+ c =
1 ( x 9,15) 9,15 a
+ 9,15 b + 9,15 c =
9,15
9,15 a + 13,09 b + 33 c = 14,58
( x 1) 9,15 a + 13,09 b + 33 c = 14,58 _
3320 a + 2100 b + 1800 c =
2708
3,94 b + 23,85 c = 5,43 ( x1220
)
a +
b + c
= 1 ( x 3320) 3320 a + 3320 b + 3320 c = 3320
3320 a + 2100 b
+ 1800 c = 2708 ( x 1) 3320 a + 2100 b + 1800 c = 2708
_
1220 b + 1520 c =
612 ( x3,94 ) 29097
c = 6624,6 5988,8 c = 2411,28
_
23108,2 c
= 4213,32
c = 0,1823
1220 b = 612 – 1520 (0,1823) --- b
= 0,2745 a + b + c = 1 --- a =
0,5432
TREATMENT
SUPLEMENT
Kandang treatment
BAB IV. PEMBAHASAN
PEMBUATAN PELLET
Hasil yang
didapat dari praktikum kami:
Berat saat
akan di buat Pellet masing – masing:
Jagung : 252,4 gr
Dedak : 655,4
gr
Konsentrat
:
92,2 gr +
Total : 1000
gr = 1 kg ( untuk 2 kelompok)
Jadi untuk
tiap kelompok = 500gr
Sedangkan
hasil yang di dapat setelah penjemuran 470 gr,
-
Ini dikarenakan pembagian bahan kelompok kami hanya
mendapatkan 498 gr.
-
Banyak tertinggal di alat gilingann daging, ini dikarenakan
alat giling sudah lama tidak dipergunakan.
-
Bahan gilingan ada yang tercecer
TREATMENT SUPLEMENT
Perbandingan
bahan pakan dengan suplement yang diberkan:
Untuk
tiap 3 kg pakan di beri suplement 0,5 gr untuk 3 kandang treatment ( 4,5,6)
Dan
3 kg pakan tidak diberi suplement untuk kandang (1,2,3)
Untuk
hasil FCR kandang treatment dan non treatment :
FCR
Non Treatment
-
Kandang 1 : 1,40
-
Kandang 2 : 1,51
-
Kandang 3 : 1,43
-
Rata – rata :
1,45
FCR Treatment
-
Kandang 4 : 1,60
-
Kandang 5 : 1,35
-
Kandang 6 : 1,49
-
Rata – rata :
1,48
Setelah pengamatan ternyata pakan
yang diberi suplement tidak ada pengaruh yang cukup signifikan terhadap
pertambahan berat badan ayam broiler.
BAB V. KESIMPULAN
Pada praktikum pembuatan pellet mahasiswa dapat mengamati
dan mengetahui proses pembuatan pellet dan mengetahui perbandingan komposisi
bahan pellet.
Pada
praktikum treatment suplement mahasiswa dapat mengamati perbandingan bobot ayam
broiler dengan atau tanpa suplement
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah,
I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.
Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor.
Anggorodi,
R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Fadilah,
R. 2005. Ayam Broiler Komersial.
AgroMedia Pustaka. Tangerang.
Hardjosubroto,
W. dan J. M. Astuti. 1993. Buku Pintar
Peternakan. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Ichwan,
W. M. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras
Pedaging. AgroMedia Pustaka. Tangerang.
Murtidjo,
B. A. 1992. Pedoman Meramu Pakan Unggas.
Kanisius. Yogyakarta.
NRC.
1994. Nutrient Requirements of Poultry.
National Academy Press. Washington D.C.
Patrick,
H and P. J. Schaible. 1981. Poultry :
Feeds and Nutrition 2nd ed. AVI Publishing Company, Inc.
Wesport, Connecticut.
Poernama,
F. 2005. Performance Broiler : Dulu – Sekarang – Yang Akan Datang dalam Kumpulan Makalah Seminar Perunggasan
Indonesia Sekarang dan Masa Depan. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
Price,
C. J. 1969. Poultry Husbandry I. Food
ang Agriculture organization of United Nations. Rome.
Sabrina.
2005. Pengaruh Pemberian campuran Ampas Sagu dan Ampas Tahu yang Difermentasi
dengan Trichoderma harzianum terhadap
Performa Itik dalam Jurnal Pengembangan
Peternakan Tropis Special Edition, November 2005.
Sudarmono,
A. S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras
Petelur. Kanisius. Yogyakarta.
Trisiwi,
H. F. 2004. Pengaruh Level Protein dengan Koreksi Asam Amino Esensial dalam
Pakan terhadap Penampilan, Produksi Karkas, dan Nitrogen Ekskreta Ayam Kampung.
Tesis. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
Trisiwi,
H. F. 2006. Pengaruh Level Energi dan Protein dengan Koreksi Asam mino Esensial
terhadap Penampilan Ayam Arab dalam Buletin
Peternakan Vol. 30 (4).
Wahju,
J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Yuwanta,
T. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Kanisius. Yogyakarta.
Yuwono,
D. M., Subiharta, Suprapto, D. Pramono, T. Prasetyo, dan C. Setiani. 2005.
Kajian Program Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat pada Usaha Unggas Lokal di
Jawa Tengah dalam Jurnal Pengembangan Peternakan
Tropis Special Edition, November 2005.
Zuprizal
dan M. Kamal. 2000. Mata Kuliah Ransum Unggas. Bahan Ajar. Laboratorium Makanan
Ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM.
Yogyakarta.
Zuprizal
dan M. Kamal. 2008. Ransum Unggas dan Non Ruminansia. Bahan Ajar. Laboratorium
Makanan Ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM.
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar