TAFSIRAN UMUR DAN BERAT BADAN
A . TUJUAN PRAKTIKUM
- Untuk mengetahui umur ternak dengan tafsiran
- Untuk mengetahui berat badan ternak tanpa menggunakan alat bantu
- Untuk pemeliharaan ternak yang baik
B. METODE
Materi :
- Sapi
- Kambing/domba
- Tali
- Mistar/meteran
C. DASAR TEORI
1. Tafsiran
umur
a. Melihat dari
akta kelahiran
Cara ini merupakan yang paling
akurat dan diyakini kebenaranya karena umurnya sudah jelas tanggal lahirnya.
b. Banyaknya keausan gigi
banyaknya
keausan gigi merupakan pertanda bahwa hewan ternak itu semakin tua
c. Pergantian bulu
Pergantian
bulu terjadi apabila masih muda dan masih dewasa
d. Kekeringan tali pusar
Semakin kering tali pusar
pertanda bahwa hewan tersebut semakin tua
e. Dengan melihat cincin lingkar tanduk
Tafsiran dengan metode
lingkaran tanduk hanya dapat digunakan pada sapi dewasa, maka perlu dilengkapi
dengan tafsiran metode gigi sapi. Prinsip dalam menafsir umur dengan melihat
cincin tanduk :
·
pada sapi betina : normalnya sapi betina beranak 1 tahun sekali,
sehingga kita dapat menafsir umur dengan menghitung jumlah lingkar tanduk
ditambah 4 tahun
·
pada sapi jantan dapat dihitung jumlah lingkar tanduk ditambah 5 tahun
2. Tafsiran
Berat Badan
Berat
badan dapat dihitung berdasarkan panjang dan lingkar dada
·
Lingkar dada dihitung melingkari dada pada sternum 3-4 dibelakang siku
kaki depan
·
Panjang badan dihitung dari scapula sampai coxae
·
Rumus shelfer berat badan ( w ) adalah
L x G
30
W
: berat badan ( Kg )
G
: lingkaran dada ( inchi )
L
: panjang badan ( inchi )
·
Rumus lambaurne berat badan ( W ) adalah
L x G2
10400
W
: berat badan ( Kg )
G
: lingkar dada (inchi )
L
: panjang badan
·
Rumus school berat badan adalah
( L x 22 )2
100
W
: Berat badan
L
: panjang badan
D. HASIL
PRAKTIKUM
- Penafsiran Umur Pada Sapi
- Mengukur lingkaran dada dan panjang badan serta menafsirkan
beratnya menggunakan rumus :
·
Shelfer
·
Lambaurne
·
School
- Menafsirkan komposisi gigi dan tafsiranya
A. Penafsiran umur pada sapi
a.
Gigi
Kami memeriksa gigi pada
pedet, giginya berjumlah empat pasang.Maka, perkiraan kami umur pedet tersebut
kurang dari satu tahun. Lalu kami melanjutkan pemeriksaan gigi pada kambing
Jumlah gigi
kecil : 1
Jumlah gigi sedang
: 2
Jumlah gigi
besar : 2
Perkiraan umur kambing
tersebut adalah 1-1,5 tahun
B. Penafsiran berat badan pada sapi
a.
Sapi desibell
G ( lingkar dada
) : 1,2
L ( lingkar badan
) : 1,2
b.
Berat badanya adalah
i.
Metode schifer
L x G = 120 x 120 = 48 pound
30
30
ii.
Metode lambourne
L x G2 = 120 x 1202 = 166,154 pound
10400
10400
iii.
Metode schrool
( G + 22 )2 = ( 120 + 22 )2
= 201, 64 pound
100
100
E. PEMBAHASAN
Penafsiran Umur Gigi
Jika kita
tidak mempunyai catatan kelahiran, maka catatnan akurat lainya adalah dengan
melihat perubahan pertumbuhan gigi, hal ini bisa demikian karena pertumbuhan
dan pergantian gigi umumnya teratur.
Menurut
peertubuhanya gigi dibedakan menjadi :
·
Gigi sulung ( gigi sisa ) : gigi yang tumbuh pada saat usia masih muda
dan gigi mulai mengalami pergantian.
·
Gigi tetap : gigi ini merupakan pengganti dari gigi susu, dan gigi ini
tidak akan mengalami pergantian lagi.
Menurut letak dan fungsinya
gigi dapat dibedakan :
·
Gigi seri ( dens incisivus ) : untuk menggigit dan mengerat
·
Gigi taring ( caninus ) : berguna untuk memotong atau mengoyak serta
menyobek
·
Gigi geraham ( premolar ) : untuk mengunyah dan melumat serta menggilas
·
Gigi geraham ( molar ) : untuk mengunyah dan melumat serta menggilas
Karena dalam praktikum yang
ditaksir umurnya adalah sapi dan kambing, maka yang akan dibahas adalah gigi
kambing
Dexter
Sinister
M
P
C
I
I
C
P M
3
3
0
0
0
0 3
3
3
3
0
4
4
0
3 3
Pada usia satu bulan anak kambing yang baru lahir mempunyai dua buah gigi seri
dan pada usia tersebut semua gigi seri tengah telah lengkap . pergantian gigi
susu menjadi tetap pada gigi inchisivus
Pergantian 11 : 1, 25 tahun
Pergantian 12 : 1, 25 tahun
F. KESIMPULAN
Dari uraian dan hasil praktikum tersebut kita dapt mengambil kesimpulan bahwa,
penentuan tafsiran umur dan berat badan merupakan sesuatu yang mudah apabila
kita tahu rumus dan cara-caranya, sehingga dalam beternak hewan tidak merugi.
PEMERAHAN
SUSU DAN TEST MASTITIS
A. TUJUAN
PRAKTIKUM
- Untuk mengetahui cara-cara pemerahan susu yang baik
- Untuk mempelajari cara-cara mengetahui kandungan penyakit yang ada didalam air susu, seperti mastitis
C.
METODE
Bahan :
- Sapi perah
- Susu sapi
Alat :
- Ember penampung susu
- Sikat, sabun, air dan selang untuk membersihkan sapi
- Minyak kelapa
- Gelas ukur
- CMT ( california mastitis test )
- Alkhohol
- Cawan dasar hitam
- Kain lap
D.
HASIL
PRAKTIKUM
Mejemen Susu
- Memandikan dan mencuci ambing sampai bersih dengan sabun
- Bersihkan ambing dengan kain lap
- Ikat ekor sapi
- Tangan pemerah dicuci dan diberi pelicin ( minyak kelapa )
- Letakan ember dibawah puting susu dan diantara kedua paha
- Mulai memerah filsir pangkal puting dengan melingkar jari telunjuk berpangkal puting dan tekan sampai keras
- Buang pancaran pertama dan kedua, perhatikan !
- Tuntaskan pemerahan dengan menyurut ambing 2-3 kali
- Celupkan ujung ambing kedalam cairan antiseptik
- Saring air susu dengan kain saring yang bersih, takar dan catatlah produksi susu tiap ekor sapi perah
- Jumlah produksi susu sehari untuk satu ekor sapi
Test Mastitis
- Dengan cawan dasar hitam
Hasil
pemerahan yang pertama dan kedua diletakan kedalam cawan, kemudian diamati.
Bila terdapat jendalan atau susu berwarna merah, maka kemungkinan sapi terkena
mastitis. Susu perahan ini sebaiknya dibuang.
- Dengan alkhohol
Dengan
pengujian sama dengan pengujian cawan dengan A untuk puting kiri depan, B
puting kiri belakang, C puting kanan depan, D puting kanan belakang. Kemudian
ditambahkan alkhohol kedalam susu dan susu diamati. Bila terjadi penjendalan
kemungkinan sapi terkena mastitis
- Dengan CMT ( california mastitis test )
Cara
pengujian ini sama dengan pengujian alkhohol, jendalan yang terbentuk bila susu
terkena mastitis berwarna merah
D. PEMBAHASAN
- Menejemen Susu
- Persiapan
Sapi yang
hendak diperah harus dalam keadaan tenang, untuk itu sebaiknya diberi makan
terlebih dahulu dan dicegah kedaan gaduh disekitarnya. Persiapan dapat pula
dilakukan dengan mengikat sapi lebih ketat agar sapi diam ketika sedang
diperah. Bagi pemerah, hendaklah membersihkan tangan terlebih dahulu sampai
bersih dan mempersiapkan alat-alat untuk memerah, seperti ember, minyak kelapa
dan lain-lain.
- Pembersihan
Pembersihan
meliputi pembersiahan sapi dan sekitar kandang, ketika akan dilakukan pemerahan
tempat sapi harus bersih. Sebab air susu mudah menyerap bau-bauan yang dapat
menurunkan kualitas air susu. Pembersiah sapi dilakukan dengan memandikan sapi
atau membersihkan bagian ekor, ambing, perut, dan bagian kaki belakang sapi.
- Pemerahan
Sebelum
melakukan pemerahan, sebaiknya ekor sapi diikat untuk menghindari masuknya
kotoran saat sapi mengibaskan ekornya. Olesi puting dan tangan dengan minyak
kelapa untuk menghindari luka pada puting saat pemerahan. Memulai pemerahan
fiksir pangkal puting dengan melingkarkan jari telunjuk berpangkal puting dan
tekan sampai kertas atau tempat tersebut diantara ujung ibu jari yangdilipat
dengan jari telunjuk, tekanlah bagian bawah puting dengan tiga jari lainya
bebas, maka susu akan memancar, lakukan test mastitis pada pancaran pertama,
kedua pada susu perahan tersebut, arahkan pancarab selanjutnya keember susu.
Setelah selesai memerah, celupkan puting kedalam cairan antiseptik, alkhohol
70% untuk mencegah penyakit seperti mastitis.
- Penakaran
Setelah susu
selesai diperah, masukan kedalam kaleng susu dengan disaring memakai kain
saring yang menggunakan gelas ukur per liter. Catatlah produksi susu sehari
untuk tiap ekor sapi agar diketahui produktifitas sapi tersebut.
- Pengemasan
Pengemasan
susu dilakukan dengan menggunakan plastik, diikat dan dieratkan. Susu segar
yang bersi dapat bertahan pada suhu kamar selama 12 jam setelah dikemas.
- Test Mastitis
Air susu
dapat dikonsumsi secara teratur langsung ataupun dilakukan proses pasturisasi
terlebih dahulu. Pengujian air susu segar ditinjau dari :
·
Segi fisik, warna, bau, dan rasa
·
Segi kimiawai asam dan basa
·
Segi microbialis, dengan uji matilen blue
Susu yang
berkualitas adalah susu yang memenuhi syarat pengujian mutu diatas, yaitu
berwarna putih, tidak terlalu kental atau tidak terlalu encer, bau tidak anyer
atau basi, rasa agak hambar yaitu tidak asam maupun pahit, tidak mengandung
bibit penyakit yang berbahaya, tidak berbau dan sebagainya.
Test mastitis dilakukan dengan
menggunakan alkhohol atau CMT. Air susu pancaran pertama dan kedua ditampung
dalam cawan, lalu ditetesi alkhohol atau CMT pada ambing, bila terjadi
penjendalan ada kemungkinan :
·
Sapi mengalami infeksi pada ambing
·
Sapi kekurangan makanan
·
Kadar Ca susu berlebihan
Macam-macam mastitis :
1.
Mastitis cronis
·
sering menyerang sapi yang lebih tua
·
dari luar tidak kelihatan kalau
sapi terserang penyakit mastitis
2.
Mastitis akud
Pengobatan pada penyakit
mastitis :
1.
mastitis akud
Suntikan procanpinicilitin
pada hiyoroftroptynonya 200 ml berat badan tiap hari.
2.
Sulfanitrazing 120 mg per berat badan ( malalui mulut ) dilanjutkan
dengan 60 mg oxytetracidinx mastiti oement
Pencgahan mastitis dilakukan dengan cara :
1.
Menjaga kebersihan kandang ternak dan peralatan kandang
2.
mencuci tangan sampai bersih ketika akan memerah dan diolesi minyak
untuk mencegah luka pada ambing
3.
pemerah tidak memakai cincin saat memerah
4.
sapi dalam keadaan sehat tenang
5.
kuku pemerah harus pendek, agar tidak melukai ambing saat memerah
6.
sapi diberi makan yang cukup agar kesehatanya baik sehingga tidak mudah
terserang penyakit
E. KESIMPULAN
Pemerahan yang baik dan benar perlu dipelajari karena dengan pemerahan yang
baik dan benar akan meningkatkan jumlah susu yang diperoleh. Juga akan
menghasilkan susu yang lebih banyak dan segar kerana didukung dengan test
mastitis pada susu yang dihasilkan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Soeprapto, Ir. Heri, MP; Ir.zainal. abidin. Cara tepat penggemukan sapi potong; jakarta ;agro media pustaka.2006.
- Zein syarif, Ir.M;R.M. sumoprastowo C.D.A. Ternak perah. Bogor : yasaguna.1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar