LAPORAN PRAKTIKUM KELINCI
disusun oleh:
Agyuri thesa p
112224
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelinci merupakan
salah satu ternak
alternatif penghasil daging sebagai
sumber protein karena kelinci mempunyai
laju perhunbuhan dau
perkembangbiakan yang relatif
cepat. Kelinci mampu memproduksi daging
yang berkadar lemak
sangat rendah dan
disamping itu kelinci juga
merupakan ternak penghasil bulu yang
potensial.
Kelinci merupakan hewan
pseudoruminansia. Lambungnya tidak sespesifik seperti pada hewan ruminansia
yang memilik 4 lambung (rumen, reticulum, omasum, abomasum). Lambung pada
kelinci hanya ada satu, yang terbagi menjadi bagian kardiak, fundus dan
pylorus.
Agar lebih mengerti
mengenai spesifikasi kelinci ini, baik dalam hal nutrisi (pakan), reproduksi,
perkandangan, dsb, maka dilangsungkanlah kegiatan kunjungan ke peternakan
kelinci ini dalam rangka kegiatan praktikum ilmu nutrisi ternak nonruminansia.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Siapakah pemilik dari peternakan
tersebut ?
2.
Bagaimanakah identitas peternakan
tersebut (meliputi nama peternakan, jenis kelinci yang diternak, dan rincian
kelinci, berapa jumlah jantan, induk, dsb) ?
3.
Bagaimanakah lokasi peternakan
tersebut ?
4.
Apa saja cirri bibit yang baik,
untuk kelinci potong maupun kelinci hias ?
5.
Apa jenis kandang yang dipakai
sebagai tempat tinggal kelinci ?
6.
Bagaimana management pemberian
pakannya ?
7.
Bagaimana proses atau management
dari system reproduksi kelinci, diantaranya meliputi awal perkawinan,
kebuntingan, menyusui dan perkawinan kembali setelah masa sapih ?
8.
Apa sajakah penyakit yang sering
menyerang kelinci ? bagaimana pencegahan dan pengobatannya ? dan tanda-tanda
apa yang muncul mengiringi penyakit tersebut ?
1.3
Tujuan Kegiatan
Agar praktikan dapat
mengetahui secara langsung mengenai hal-hal yang terkait dengan ternak
nonruminansia, khususnya dalam hal ini, adalah kelinci, baik itu masalah pakan,
reproduksi, perkandangan, ataupun mengenai penyakit dan vaksinasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat lokasi peternakan kelinci
yang ideal adalah dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan
asap, bau-bauan, suara bising dan terlindung dari predator. ( Anonymous, 2011)
Pemilihan lokasi
ternak kelinci banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
• Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber pakan (areal tanaman sayur, pasar sayur, atau pasar–pasar secara umum)
• Lokasi dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah punya komunitas atau paguyuban
• Temperatur atau suhu ideal antara 15-250C
• Sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari permukiman penduduk
• Lokasi aman dari binatang buas atau pencuri. (Munif, Achmad, 2011)
• Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber pakan (areal tanaman sayur, pasar sayur, atau pasar–pasar secara umum)
• Lokasi dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah punya komunitas atau paguyuban
• Temperatur atau suhu ideal antara 15-250C
• Sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari permukiman penduduk
• Lokasi aman dari binatang buas atau pencuri. (Munif, Achmad, 2011)
Untuk syarat ternak tergantung
dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. untuk tujuan jenis bulu maka
jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang
untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana,
Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara. Pemilihan
bibit dan calon induk adalah bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih
jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik,
sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi
genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya
sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan
terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak. (Anonymous, 2011).
Kandang berfungsi untuk melindungi
kelinci dari pengaruh luar seperti cuaca buruk, binatang buas dan pencuri.
Ternak kelinci bisa dipelihara secara koloni dan individual. Namun menurut
pengalaman dan pengamatan bahwa kelinci-kelinci yang dikandangkan akan lebih
mudah pengawasan, dan penanganannya. Memang tidak ada standar baku dalam
membuat kandang kelinci. Intinya adalah kelinci tersebut merasa nyaman tinggal
didalamnya sehingga akan menampilkan produksi terbaiknya. Tapi perlu diingat pula
tentang biaya pembuatannya, jangan sampai modal nanti habis hanya untuk membuat
kandang. Tetapi tidak salah kalau anda mencoba ukuran yang sering digunakan
orang yaitu dengan ukuran PxLxT = 90×60×60 cm. apabila dalam sarang tersebut
akan diletakkan sarang maka ukuran sarang berkisar PxLxT = 40×30×30cm.
(Anonymous, 2009).
Kandang yang dianjurkan untuk
memelihara kelinci adalah kandang system baterai. Dengan kandang system ini
juga dapat dibuat bersusun atau bertingkat dengan dilengkapi semacam laci dari
seng untuk menampung kotoran dan air kencing dari kelinci yang ada ditingkat
atas. Bahan kandang adalah bilah bambu /kayu dan kawat/strimin. Satu petak
kandang berukuran :
- Panjang
0,5 - 075 m
- Lebar 0,5
- 0,6 m
- Tinggi 0,5
m
- Tinggi kandang
dari tanah 0,6 m
Kandang
beranak berukuran : Panjang 0,4 m ; lebar 0,3 m dan tinggi 0,3 m
Ciri-ciri
kelinci birahi :gelisah, menggosok-gosokkan dagunya pada sesuatu, vulva basah
berwarna merah jambu/ merah. (Anonymous, 2009)
Sistem pencernaan kelinci adalah
sistem pencernaan yang sederhana (monogastrik) dengan coecum dan usus besar.
Tidak seperti halnya hewan mamalia lainnya, kelinci mempunyai kebiasaan makan
feses yang telah dikeluarkan. Sifat ini disebut coprophagy. Keadaan ini sangat
umum terjadi pada kelinci dan hal ini berdasar pada kontruksi saluran
pencernaannya. Sifat coprophagy biasanya terjadi berdasarkan pada malam atau
pagi hari berikutnya. Feses yang berwarna hijau muda dan konsintensi lembek
dimakan lagi oleh kelinci. Feses yang dikeluarkan pada siang hari dan telah
berwarna coklat serta mengeras, tidak dimakan. Hal ini memungkinan kelinci itu
memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah, yaitu
mengkonversikan protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas
tinggi, mensintesis vitamin B dan memecahkan selulose atau serat menjadi energi
yang berguna. Jadi sifat coprophagy sebenarnya memang menguntungkan bagi proses
pencernaan. (Abdillah, Fandi Achmad, 2011).
Tatalaksana pemberian pakan
meliputi pemilihan jenis bahan baku pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pola
pemberian pakan. Kebutuhan protein pada kelinci berkisar antara 12 s/d 18%.
Tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12 %). Kebutuhan
bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut muda bobot
1,8?3,2 kg (112?173 g/ekor/hari), dewasa bobot 2,3?6,8 kg (92?204 g/ekor/hari),
induk bunting bobot 2,3?6,8 kg (115-251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan
7 anak bobot 4,5 kg (520 g/ekor/hari). Jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan
sebagai pakan kelinci diantaranyarumput lapangan, daun ubi jalar, daun
singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro, dedak,
bungkil kelapa, ampas tahu, ampas tapioka, ubi jalar, dan ubi kayu merupakan
bahan pakan produk pertanian yang dapat diberikan pada ternak kelinci. Diantara
bahan pakan inkonvensional, daun rami dengan tingkat pemberian sampai 30 % dan
ampas teh dengan tingkat pemberian 40%, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan
kelinci. Pelayuan dan pencacahan pada hijauan merupakan perlakuan terbaik
sebelum diberikan pada ternak. Perebusan atau pencampuran dengan air panas pada
konsentrat dapat meningkatkan kualitas pakan dan mempercepat pertumbuhan
kelinci. Konsentrat yang akan diberikan dipilih dari bahan yang disukai, mudah
didapat dan tersedia secara kontinu. Konsentrat harus bersih, tidak rusak,
tidak berjamur. Konsentrat diberikan pada tempat pakan yang mudah dijangkau
oleh kelinci. Tempat pakan harus selalu dijaga kebersihannya, sisa pakan yang
sudah berjamur segera dibuang. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari.
Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan
kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan
2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00. Pemberian air
minum secara ad libitum (secara bebas dan terus menerus sampai kelinci itu
berhenti sendiri sesuai keinginan) dapat memperlancar proses pencernaan.
(Anonymous, 2002).
Secara umum tanda-tanda kelinci yang sedang
hamil adalah si kelinci betina akan menolak untuk didekati oleh kelinci
pejantan setelah masa kawinnya, kemudian dengan berjalannya waktu, si Calon
induk akan mulai terlihat mengumpulkan jerami-jerami/sobekan kertas
koran serta disertai dengan perontokan bulu untuk membuat sarangnya
kira-kira seminggu sebelum masa kelahirannya. Kelinci yang sedang hamil juga
memiliki nafsu makan/minum yang bertambah, maklum makanan yang tadinya hanya
untuk si Calon induk kini harus berbagi dengan calon bayi yang dikandungnya.
Kadang-kadang prilaku agresive juga ditunjukan dan biasanya ini dialami oleh
kelinci yang baru pertama kali mengalami proses kehamilannya. Dapat pula dengan
teknik palpasi, yakni perabaan bagian bawah perut. Beberapa orang mungkin bingung untuk membedakan antara
kotoran dengan embrio, tapi hal ini bisa dihindari bahwa kotoran memiliki
tekstur yang keras, akan terasa pada bagian perut yang mendekati tulang
belakang sedangkan emrio adalah bertekstur gel (kenyal) dan biasanya bisa
ditemukan pada bagian tengah perut. Melakukan teknik palpasi pada masa
kehamilan yang telah melewati 2 minggu adalah lebih mudah menemukan embrio
dibandingkan yang 10 hari karena pada janin yang berusia 2 minggu
biasanya embrio sudah mulai turun kebawah.
Jika pada usia 2
minggu ini belum juga ditemukan adanya kehamilan, maka si Kelinci bisa
dikawinkan kembali. (Anonymous, 2009)
Ada beberapa kiat agar ternak
kelinci mempunyai catatan reproduksi yang baik :
• Umur pertama kali dikawinkan berkisar antara 5-6 bulan
• Memilih waktu kawin pagi hari atau sore hari
• Imbangan sex ratio adalah 1:10, artinya seekor pejantan melayani 10 ekor induk
• Perkawinan kembali setelah beranak. Apabila yang diharapkan dari ternak kelinci adalah bakalan maka induk bisa dikawinkan 7-10 hari setelah beranak. Tapi apabila yang diinginkan nnatinya adalah sebagai ternak pengganti (stock replacement) maka sebaiknya induk dikawinkan kembali 40-45 hari setelah beranak atau setelah anak-anak lepas sapih. (Anonymous, 2011).
• Umur pertama kali dikawinkan berkisar antara 5-6 bulan
• Memilih waktu kawin pagi hari atau sore hari
• Imbangan sex ratio adalah 1:10, artinya seekor pejantan melayani 10 ekor induk
• Perkawinan kembali setelah beranak. Apabila yang diharapkan dari ternak kelinci adalah bakalan maka induk bisa dikawinkan 7-10 hari setelah beranak. Tapi apabila yang diinginkan nnatinya adalah sebagai ternak pengganti (stock replacement) maka sebaiknya induk dikawinkan kembali 40-45 hari setelah beranak atau setelah anak-anak lepas sapih. (Anonymous, 2011).
Kelinci yang terserang penyakit pada
umumnya menunjukkan gejala-gejala antara lain lesu, nafsu makan tidak ada, mata
sayu, suhu badan naik turun, dan beberapa tanda khas dari penyakit yang
menghinggapinya. Kelinci yang menunjukkan tanda-tanda seperti ini sebaiknya
langsung dipisahkan untuk menghindari penyakit menular. Beberapa penyakit yang menyerang antara lain:
Coccidiosis (berak darah). Penyebabnya adalah coccidia,
gejala penyakit ini digolongkan menjadi 3 tipe yang ringan tanpa gejala, yang
sedang mencret dan kehilangan berat badan, yang berat perut tampak besar,
mencret bercampur darah yang diikuti pneumonia. Pencegahan dengan
membersihkan dan mengeringkan kandang. Pengobatan dengan obat sul-Q-Nox,
Noxal, Sulfa Strong.
Pneumoia (radang paru-paru). Disebabkan oleh sebangsa bakteri yaitu
pasturella multocida. Gejalanya antara lain pernafasan lewat hidung dan
sesak nafas, mata dan telinga berwarna kebiruan, paru-paru lembab dan
kadang-kadang berisi nanah, dan diikuti dengan mencret (scours). Dapat
diobati dengan sul-Q-Nox yang dicampurkan pada makanan atau minuman.
Mastitis (radang susu). Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.
Gejalanya antara lain temperatur naik,
susu dalam keadaan panas, serta kemerah-merahan. Air susu keruh, hitam
keunguan, puting berwarna merah tua atau kebiruan dan nafsu makan berkurang. Penyakit ini dapat diobati dengan
injeksi dengan penicillin 2 kali sehari. Kandang didesinfektan dan tidak
boleh memindahkan anak dari induk sakit ke induk yang sehat.
Bloat (kembung). Penyebabnya udara dalam kandang
lembab/basah, angin langsung, salah makan. Gejalanya antara lain biasanya
kelinci berdiri dengan posisi membungkuk, kaki depan agak maju, telinga turun,
mata surut dan memicing, gigi berkerat menahan haus selalu mendekati tempat
minum, kotoran berwarna hijau gelap dan berlendir. Penyakit ini dapat diobati
dengan Stop Diare dan Gastrop, Hermohagil, Diarrheal Enteritis.
Coriza/pilek (Snuff). Penyebabnya adalah bakteri. Gejalanya
adalah bersin-bersin, nafsu makan
menurun dan kaki selalu menggaruk-garuk lubang hidung. Pencegahannya sanitasi kandang, kepadatan kandang
diperhatikan, peningkatan gizi pakan, pemberian vitamin dan vegetable harus cukup. Pengobatan dengan memberikan
Cavia Drops (diberikan 3
sampai 5 tetes per hari per ekor). (Anonymous, 2011).
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
3.1 Identitas Pemilik
·
Nama : Bapak Mat
·
Umur : 43 tahun
·
Alamat : Jln. Abdul Ghani, Gang II, Batu-Malang
·
No Hp : 085755518128
3.2 Identitas Peternakan
·
Nama : Prima Rabbit
·
Kapasitas : > 100 ekor
·
Alamat : Jln. Abdul Ghani, Gang II, Batu-Malang
·
Jenis : kelinci hias
Dengan komposisi : pejantan
pemacek : 15 ekor
Induk
: 80 ekor
Kelinci dara :
4 ekor
Anak kelinci menyusui : > 2 bulan : 50
ekor
<
2 bulan : 100 ekor
3.3 Lokasi Peternakan
·
Jarak kandang kelinci dengan
sumber air : 5 m
·
Jarak terdekat kandang dgn rumah
penduduk : 1m
·
Jarak sumber pakan hijauan : 10 m
·
Jarak sumber pakan konsentrat : 10 m
·
Daerah pemasaran terjauh : tergantung
permintaan
·
Daerah pemasarn terdekat : tergantung
permintaan
·
Ketinggian tempat :
2.000 m dpl
·
Suhu lingkungan :
250C
·
Kelembaban :
50%
Data diatas adalah
hasil yang didapatkan dari pengamatan pada lokasi peternakan yang kami
kunjungi. Sedangkan dalam literature, lokasi peternakan yang dianjurkan adalah
:
• Lokasi sebaiknya dekat dengan
sumber pakan (areal tanaman sayur, pasar sayur, atau pasar–pasar secara umum)
• Lokasi dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah punya komunitas atau paguyuban
• Temperatur atau suhu ideal antara 15-250C
• Sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari permukiman penduduk
• Lokasi aman dari binatang buas atau pencuri.
• Lokasi dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah punya komunitas atau paguyuban
• Temperatur atau suhu ideal antara 15-250C
• Sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari permukiman penduduk
• Lokasi aman dari binatang buas atau pencuri.
Peternakan kelinci
yang kami kunjungi memenuhi syarat seperti tersebut dalam literature, hanya
saja, peternakan kelinci ini, terlalu dekat dengan rumah penduduk. Hal ini
dikarenakan daerah tersebut memiliki lahan yang sempit. Sebagai toleransinya,
adalah peternak harus menjaga kebersihan dari peternakan kelinci tersebut,
sehingga tidak mengganggu kehidupan warga sekitar.
3.4 Memilih Bibit
·
Beda kelinci potong dan hias
Potong : BB tinggi, proporsi tubuh
sesuai standard
Contoh : Giant
Hias : rambutnya halus
Contoh : Angora
·
Calon induk yg baik : 1. Postur
tubuh (panjang, perut kendor)
2. Rambut (mengkilap)
3. Puting
(panjang)
·
Calon pejantan yg baik : alat
kelaminnya besar
Untuk syarat ternak
tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. untuk tujuan jenis
bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang
cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish
Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok
dipelihara. Pemilihan bibit dan calon induk adalah bila peternakan bertujuan
untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan
perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit
yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk
keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat,
mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
Sesuai dengan
keterangan yang diberikan oleh pemilik peternaka maupun dari literatur, bahwa
untuk kelinci potong bobot badan memang yang diutamakan, sedangkan untuk jenis
hias, pertumbuhan rambutlah yang diutamakan. Untuk calon induk maupun pejantan
dalam literature dilihat secara keseluruhan, yaitu sifat fertilitas tinggi,
tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif
bergerak.
3.5 Perkandangan
·
Bahan : alas dari bamboo (mudah menyerap)
Dinding dari kawat (ram)
(sirkulasi terjaga baik)
Atap dari asbes
·
Ukuran : kandang battery dgn ukuran 95 cmx 50cm x 50cm
Kandang berfungsi
untuk melindungi kelinci dari pengaruh luar seperti cuaca buruk, binatang buas
dan pencuri. Menurut pengalaman dan pengamatan bahwa kelinci-kelinci yang
dikandangkan akan lebih mudah pengawasan, dan penanganannya. Memang tidak ada
standar baku dalam membuat kandang kelinci. Intinya adalah kelinci tersebut
merasa nyaman tinggal didalamnya sehingga akan menampilkan produksi terbaiknya.
Dari data hasil
pengamatan diatas, kandang yang dipakai adalah system battery dengan ukuran 95cmx50cmx50cm,
masing-masing untuk panjang, lebar dan tinggi.
Dalam literature
disebutkan Kandang yang dianjurkan untuk memelihara kelinci adalah kandang
system baterai. Dengan kandang system ini juga dapat dibuat bersusun atau
bertingkat dengan dilengkapi semacam laci dari seng untuk menampung kotoran dan
air kencing dari kelinci yang ada ditingkat atas. Bahan kandang adalah bilah
bambu /kayu dan kawat/strimin.
Bahan yang dipakai
pada peternakan ini pun hampir sama seperti yang disebutkan dalam lieteratur,
yakni als terbuat dari bamboo, sedangkan dinding dari kawat (ram).
Ukuran yang sering
digunakan orang adalah PxLxT = 90×60×60 cm. Apabila dalam sarang tersebut akan
diletakkan sarang maka ukuran sarang berkisar PxLxT = 40×30×30cm. ukuran yang
dipakai ternyata tidak berbeda dari apa yang digunakan pada peternakan kelinci
milik pak Mat ini.
3.6 Pakan
·
Jenis :
1.
Hijauan : yg diberikan adalah kulit luar kubis (pakan utama) dan wortel
(hanya diberikan satu minggu sekali). Masing pemberiannya adalah 1 kg/ hari
dengan rincian 1-2 ons/ekor/hari. Waktu pemberiannya adalah pukul 14.00 dan
16.00-17.00 WIB.
2.
Konsentrat : jenis yg diberikan
adalah pollard, bekatul, dan sp (susu pack) (merupakan pengganti beras jagung
yg harganya relative mahal). Masing-masing perbandingan pemberiannya adalah 10
untuk pollard, masing-masing 1 untuk bekatul dan sp. Waktu pemberiannya adalah
06.00-08.00 WIB
Sistem pencernaan kelinci adalah sistem pencernaan yang sederhana
(monogastrik) dengan coecum dan usus besar. Tidak seperti halnya hewan mamalia
lainnya, kelinci mempunyai kebiasaan makan feses yang telah dikeluarkan. Sifat
ini disebut coprophagy. Keadaan ini sangat umum terjadi pada kelinci dan hal
ini berdasar pada kontruksi saluran pencernaannya.
Tatalaksana pemberian
pakan meliputi pemilihan jenis bahan baku pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan
pola pemberian pakan. Kebutuhan protein pada kelinci berkisar antara 12 s/d
18%. Tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12 %).
Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut
muda bobot 1,8-3,2 kg (112/173 g/ekor/hari), dewasa bobot 2,3-6,8 kg (92?204
g/ekor/hari), induk bunting bobot 2,3-6,8 kg (115-251 g/ekor/hari) dan induk
menyusui dengan 7 anak bobot 4,5 kg (520 g/ekor/hari). Jenis-jenis hijauan yang
dapat diberikan sebagai pakan kelinci diantaranyarumput lapangan, daun ubi
jalar, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro,
dedak, bungkil kelapa, ampas tahu, ampas tapioka, ubi jalar, dan ubi kayu
merupakan bahan pakan produk pertanian yang dapat diberikan pada ternak
kelinci. Pelayuan dan pencacahan pada hijauan merupakan perlakuan terbaik
sebelum diberikan pada ternak. Pada peternakan kelincinya, pak Mat hanya
memberikan sisa sayuran berupa wortel dan kulit luar kubis, yang dijadikan
pakan utamanya adalah kulit luar kubis. Dengan pemberian 1-2 ons/ekor/hari.
Perebusan atau pencampuran dengan air panas pada konsentrat dapat
meningkatkan kualitas pakan dan mempercepat pertumbuhan kelinci. Konsentrat
yang akan diberikan dipilih dari bahan yang disukai, mudah didapat dan tersedia
secara kontinu. Konsentrat harus bersih, tidak rusak, tidak berjamur.
Konsentrat diberikan pada tempat pakan yang mudah dijangkau oleh kelinci. Untuk
konsentrat, dari hasil kunjungan kami, peternakan tersebut menggunakan pollard,
bekatul dan susu pack sebagai pengganti beras jagung yang harganya relative mahal.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi
hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan
diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan
pada sore hari sekitar pkl 18:00.
Waktu pemebrian pun hampir sama dengan yang telah disebutkan pada
literature, konsentrat pagi, sedangkan hijauan siang dan sore, hanya perbedaan
jamnya saja, bila konsentrat di literature disebutkan diberikan jam 10.00, maka
pak Mat memberikan konsentrat jam 06.00-08.00. untuk hijauan, tahap pertama
diberikan jam 14.00, dan tahap kedua diberikan jam 16.00-17.00.
3.7 Reproduksi
·
Management perkawinan
1.
Umur pertama kawin (induk) : 7 bulan
BB : 1,5 kg (untuk jenis
inggris)
4,5 kg (untuk jenis Giant)
2.
Umur pertama kawin jantan pemacek
: 12 bulan
BB : 2 kg (untuk jenis kecil)
5 kg (untuk jenis besar)
·
Cara mengawinkan : kelinci betina
dimasukkan ke dalam kandang pejantan.
·
Management kebuntingan
1.
Pemeriksaan kebuntingan : kelamin diraba, bila berminyak, berarti
bunting
2.
Waktu pemeriksaan kebuntingan : 5
hari sudah kelihatan buntingnya.
3.
Persiapan menjelang
melahirkan : dari kawin 25 hari, lalu
menyiapkan kotak anak
4.
Tanda birahi : 3A (abang, aboh,
anget)
·
Management setelah melahirkan
1.
Metode penyusuan : disusui
sendiri ( anak ada didalam kotak anak, lalu kotak dimasukkan dalam kandang
induk)
2.
Lama penyusuan : 2 bulan (untuk
bibit)
3.
Perkawinan lagi : 2 minggu
Contoh :
Pada peternakan
tersebut ada kelinci yg baru melahirkan :
Jenis induk : New
Zealand White
Jumlah anak : 8
ekor
Umur anak : 10 hari
BB induk : 4,5 kg
Diatas adalah data
dari kelinci yang kami amati di peternakan kelinci Prima rabbit, disana
disebutkan umur pertama kali induk dikawinkan adalah 7 bulan. Dalam literature
disebutkan adalah berkisar antara 5-6 bulan. Perbedaaan anatar keduanya tidak
terlalu mencolok. Disebutkan pula dalam literature Imbangan sex ratio adalah
1:10, artinya seekor pejantan melayani 10 ekor induk. Untuk cara mengawinkan adalah
mayoritas orang memasukkan kelinci betina ke kandang jantan, bukan sebaliknya.
Bila menurut penuturan pemilik peternakan, bila pejantan yang dimasukkan ke
kandang betina, maka pejantan memerlukan adaptasi yang berlebih, biasanya hanya
berputar-putar didalam kandang, sehingga proses perkawinan terganggu.
Untuk pemeriksaan
kebuntingan bila dari hasil kunjungan kami adalah, peternak meraba kelamin,
bila kelaminnya berminyak,berarti kelinci tersebut sedang bunting. Biasanya
kebuningan usia 5 hari sudah kelihatan, peternak pun biasanya, sesaat sebelum
menjelang kelahiran adalah menyiapkan kotak anak.
Sedangkan dalam
literature disebutkan Secara umum tanda-tanda kelinci yang sedang hamil adalah
si kelinci betina akan menolak untuk didekati oleh kelinci pejantan setelah
masa kawinnya, kemudian dengan berjalannya waktu, si Calon induk akan mulai
terlihat mengumpulkan jerami-jerami/sobekan kertas koran serta disertai
dengan perontokan bulu untuk membuat sarangnya kira-kira seminggu sebelum masa
kelahirannya. Kelinci yang sedang hamil juga memiliki nafsu makan/minum yang
bertambah, maklum makanan yang tadinya hanya untuk si Calon induk kini harus
berbagi dengan calon bayi yang dikandungnya. Kadang-kadang prilaku agresive
juga ditunjukan dan biasanya ini dialami oleh kelinci yang baru pertama kali
mengalami proses kehamilannya. Dapat pula dengan teknik palpasi, yakni perabaan
bagian bawah perut. Melakukan teknik
palpasi pada masa kehamilan yang telah melewati 2 minggu adalah lebih mudah
menemukan embrio dibandingkan yang 10 hari karena pada janin yang berusia
2 minggu biasanya embrio sudah mulai turun kebawah.
Perbedaannya disini
adalah, peternak mengatakan, kebuntingan pada usia 5 hari sudah terlihat,
sedangkan pada literature, apabila dengan menggunakan teknik palpasi, usia 10
hari, saja masih dibilang cukup sulit, untuk menentukan apakah yang diraba
benar embrio atau bukan, minimal terlihat adalah 2 minggu. Disinilah letak
perbedaannya.
Apabila yang
diharapkan dari ternak kelinci adalah bakalan maka induk bisa dikawinkan 7-10
hari setelah beranak. Tapi apabila yang diinginkan nnatinya adalah sebagai
ternak pengganti (stock replacement) maka sebaiknya induk dikawinkan kembali
40-45 hari setelah beranak atau setelah anak-anak lepas sapih. Bila dalam hasil
pengamatan kami, induk dikawinkan kembali setelah 2 minggu.
Untuk mengetahui
tanda birahi pada ternak kelinci sebelum dikawinkan, bila dari hasil kunjungan
adalah dengan 3A (Abang, aboh,anget) pada kelaminnya. Bila dari literature
disebutkan, kelinci akan , gelisah, menggosok-gosokkan dagunya pada sesuatu,
vulva basah berwarna merah jambu/ merah.
3.8
Penyakit
·
Dalam peternakan tersebut ada
satu kelinci yg sakit.
·
Jenis penyakit : scabies (kudis)
·
Tanda : pada bagian yg terserang
rambutnya rontok, karena gatal biasanya kelinci menggaruknya dengan
menggesek-gesekkan bagian yg gatal ke kandang.
·
Jenis obat yg diberikan :
formatin dan ipomex (mahal)
·
Pencegahan : biasanya pada saat
pergantian cuaca diberi kencur (sebagai jamu)
·
Cara memberikan obat adalah
dengan injeksi/suntikan.
·
Selain scabies, penyakit yang
pernah menyerang kelinci-kelinci disini adalah kembung.
Hasil pengamatan
tentang berbagai penyakit yang menyerang kelinci sesuai hasil kunjungan adalah
seperti yang tertulis diatas. Sedangkan dalam literature, disebutkan berbagai
macam penyakit lainnya, diantaranya :
Coccidiosis (berak darah). Penyebabnya adalah coccidia,
gejala penyakit ini digolongkan menjadi 3 tipe yang ringan tanpa gejala, yang
sedang mencret dan kehilangan berat badan, yang berat perut tampak besar,
mencret bercampur darah yang diikuti pneumonia. Pencegahan dengan
membersihkan dan mengeringkan kandang. Pengobatan dengan obat sul-Q-Nox,
Noxal, Sulfa Strong.
Pneumoia (radang paru-paru). Disebabkan oleh sebangsa bakteri yaitu
pasturella multocida. Gejalanya antara lain pernafasan lewat hidung dan
sesak nafas, mata dan telinga berwarna kebiruan, paru-paru lembab dan
kadang-kadang berisi nanah, dan diikuti dengan mencret (scours). Dapat
diobati dengan sul-Q-Nox yang dicampurkan pada makanan atau minuman.
Mastitis (radang susu). Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Gejalanya antara lain temperatur naik,
susu dalam keadaan panas, serta kemerah-merahan. Air susu keruh, hitam
keunguan, puting berwarna merah tua atau kebiruan dan nafsu makan berkurang. Penyakit ini dapat diobati dengan
injeksi dengan penicillin 2 kali sehari. Kandang didesinfektan dan tidak
boleh memindahkan anak dari induk sakit ke induk yang sehat.
Bloat (kembung). Penyebabnya udara dalam kandang lembab/basah, angin
langsung, salah makan. Gejalanya antara lain biasanya kelinci berdiri dengan
posisi membungkuk, kaki depan agak maju, telinga turun, mata surut dan
memicing, gigi berkerat menahan haus selalu mendekati tempat minum, kotoran
berwarna hijau gelap dan berlendir. Penyakit ini dapat diobati dengan Stop
Diare dan Gastrop, Hermohagil, Diarrheal Enteritis.
Coriza/pilek (Snuff). Penyebabnya adalah bakteri. Gejalanya
adalah bersin-bersin, nafsu makan
menurun dan kaki selalu menggaruk-garuk lubang hidung. Pencegahannya sanitasi kandang, kepadatan kandang
diperhatikan, peningkatan gizi pakan, pemberian vitamin dan vegetable harus cukup. Pengobatan dengan memberikan
Cavia Drops (diberikan 3
sampai 5 tetes per hari per ekor).
Beberapa penyakit
tersebut diatas juga dapat menyerang kelinci, selain yang disebutkan oleh pak Mat
sebagai peternak kelinci yang telah kami kunjungi. Dalam literature juga
disebutkan, bahwa kelinci yang terserang penyakit pada
umumnya menunjukkan gejala-gejala antara lain lesu, nafsu makan tidak ada, mata
sayu, suhu badan naik turun, dan beberapa tanda khas dari penyakit yang
menghinggapinya. Kelinci yang menunjukkan tanda-tanda seperti ini sebaiknya
langsung dipisahkan untuk menghindari penyakit menular. Dalam peternakan milik pak Mat, bila ada ternak yang
sakit, beliau memang memisahkan antara ternak yang sakit dan yang tidak.
Biasanya, ternak yang sakit lebih sering dilepas daripada dikandangkan. Saat
kami berkunjung, ada satu ternak yang sakit dan dipisahkan dari ternak yang
lain, namun dilepas, tidak dikandangkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
·
Peternakan yang dikunjungi adalah
:
Milik : Bapak Mat
Alamat : Jln. Abdul Ghani, Gang II,
Batu-Malang
Peternakan :
Kelinci Hias
Dengan komposisi :
Pejantan pemacek : 15 ekor
Induk :
80 ekor
Kelinci dara : 4 ekor
Anak kelinci menyusui : > 2 bulan : 50 ekor
< 2 bulan : 100 ekor
·
Memilih bibit :
Kelinci potong : BB
besar, proporsi tubuh sesuai standard
Contoh : Giant
Kelinci hias : rambutnya halus
Contoh : Angora
Calon induk yang
baik : Postur tubuh (panjang, perut kendor), rambut (mengkilap), putting
(panjang)
Calon pejantan yang
baik : alat kelaminnya besar
·
Perkandangan
Bahan : Alas :
bamboo
Dinding : kawat (ram)
Atap : asbes
Jenis : battery
Ukuran : p x l x t = 95 x 50 x 50 cm
·
Pakan
Jenis yang
diberikan : hijauan = kulit luar kubis,
wortel ( bisa juga jenis sisa sayuran lain ), jumlah yang diberikan 1-2
ons/ekor/hari, frekuensi pemberian untuk hijauan adalah dua kali, siang (sekitar
pukul 14.00 WIB) dan sore hari (pukul 16.00-17.00 WIB).
Konsentrat = yang diberikan (sesuai hasil kunjungan ke peternakan
kelinci), adalah pollard, bekatul dan susu pack (pengganti beras jagung yang
mahal), masing-masing perbandingan pemberiannya adalah 10 : 1 : 1. Frekuensi
pemberiannya adalah satu kali sehari, yaitu pagi hari (sekitar pukul
06.00-08.00 WIB).
·
Reproduksi
Umur pertama induk
kawin : 7 bulan
BB : 1,5 kg (jenis Inggris), 4,5 kg
(jenis Giant)
Umur pertama jantan
pemacek : 12 bulan
BB : 5 kg (jenis besar),
2 kg (jenis kecil)
Cara mengawinkan : betina dimasukkan ke kandang
pejantan
Pemeriksaan
kebuntingan : kelamin diraba, bila
berminyak, berarti bunting atau dengan tekni palpasi (perabaan bagian bawah
perut).
Induk dapat
dikawinkan lagi setelah berjarak 2 minggu, setelah masa sapih.
·
Penyakit
Penyakit yang
sering menyerang peternakan “Prima Rabbit”, adalah scabies dan kembung. Scabies
seperti kudis, ternak biasanya menggrukkan bagian yang terserang ke kandang,
karena gatal. Jenis obat yang diberikan biasanya adalah formatin atau ipomex
(mahal). Saat pergantian musim, biasanya ternak diberi kencur (sebagai jamu).
Cara pemberian obat adalah dengan injeksi.
Penyakit lain yang
dapat menyerang ternak kelinci adalah : pilek, radang paru-paru, radang usus,
berak darah.
4.2 Saran
1. Praktikan yang
akan melakukan kunjungan luar ke berbagai macam peternakan, walaupun memang lebih
baik bila praktikan mengarang pertanyaan sendiri, tapi mungkin lebih baik bila
pihak asisten memberikan semacam quisioner yang berisi garis besar pertanyaan,
nanti biar praktikan yang mengembangkan sendiri.
2. Asdos
menjelaskan hal-hal yang terkait dengan hasil kunjungan, karena biasanya
peternak hanya memberikan keterangan atau hanya memberikan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan sesuia dengan pengalaman mereka. Dalam hal ini, bisa
saja asisten memberikan penjelasan yang lebih ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar