INSEMINASI BUATAN
DI SUSUN
OLEH:
AGYURI THESA P
112224
112224
AKADEMI PETERNAKAN
BRAHMAPUTRA
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat serta hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek INSEMINASI
BUATAN Yang dilakukan di Rumah Potong HewanYogyakarta tepat pada waktunya untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Inseminasi Buatan.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung kami
dalam penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat selesai tepat waktu. Disini kami juga memohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan. Untuk itu kami tetap menanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk bahan
pertimbangan dan perbaikan untuk pembuatan laporan berikutnya.
Akhirnya,
semoga Laporan ini dapat berguna bagi kita semua. Amin.
Yogyakarta, 8 January 2013
BAB.I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Inseminasi Buatan (IB)
atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma
atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang
berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'. Inseminasi
Buatan (IB) pada hewan peliharaan telah lama dilakukan sejak berabad-abad yang
lampau.sedangkan Perkawinan alami merupakan perkawinan dimana pejantan
memancarkan sperma langsung ke dalam alat reproduksi betina secara langsung,
tanpa perantara alat buatan. Perkawinan terjadi secara alami dimana pejantan
lebih agresif.
Tujuan
1. Mengetahui
tata cara dan prosedur pelaksanaan Inseminasi Buatan ( IB ).
2. Mengetahui
cara yang tepat melakukan IB
3. Mengetahui manfaat dari
penerapan IB
4. Memperbaiki
mutu genetika ternak
5. tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang
dibutuhkan sehingga mengurangi biaya.
6.Mengoptimalkan penggunaan
bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama.
7.Meningkatkan angka
kelahiran dengan cepat dan teratur;
8.Mencegah penularan /
penyebaran penyakit kelamin.
Metode dan teknik IB
Alat :
·
Gun mini Æ
0,25mm - gunting
·
gunting - gun medium Æ 0,50 mm
·
plastik shite
· tisu
·
termos/kontainer lapangan
Bahan:
·
Strow
·
air hangat
Teknik Inseminasi Buatan
1. Teknik IUI (Intrauterine Insemination)
Teknik IUI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan melalui
leher rahim hingga ke lubang uterine (rahim).
2. Teknik DIPI (Direct
Intraperitoneal Insemination)
Teknik
DIPI telah dilakukan sejak awal tahun 1986. Teknik DIPI dilakukan dengan cara
sperma diinjeksikan langsung ke
peritoneal (rongga peritoneum).
Teknik IUI dan DIPI dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut bivalve speculum, yaitu suatu
alat yang berbentuk seperti selang dan mempunyai 2 cabang, dimana salah satu
ujungnya sebagai tempat untuk memasukkan/menyalurkan sperma dan ujung yang
lain dimasukkan ke dalam saluran leher
rahim untuk teknik IUI, sedangkan untuk teknik DIPI dimasukkan kedalam
peritoneal. Jumlah sperma yang disalurkan/diinjeksikan kurang lebih sebanyak
0,5–2 ml. Setelah inseminasi selesai dilakukan, orang yang mendapatkan
perlakuan inseminasi tersebut harus dalam posisi terlentang selama 10–15
menit.
Prosedur Inseminasi
Buatan
- Sebelum melaksanakan
prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih
dahulu
- dengan mengeluarkan
semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau
meletakkannya
- dibawah air yang
mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut
dimasukkan dalam
- air dengan suhu badan 37
oC, selama 7-18 detik.
- Setelah dithawing, straw
dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
- Kemudian straw
dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan
gunting bersih
- Setelah itu Plastic
sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
- Sapi dipersiapkan
(dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat
Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan
yang akan dimasukkan ke dalam rektum.
- Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga
dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak
kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu
- Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang
disebut dengan 'posisi ke empat'.
- Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari
uterus dan servix dengan perlahan-lahan.
Waktu Melakukan Inseminasi
Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam
keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi
yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi
pada periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli,
perkiraannya adalah :
- permulaan birahi : 44%
- pertengahan birahi : 82%
- akhir birahi : 75%
- 6 jam sesudah birahi : 62,5%
- 12 jam sesudah birahi : 32,5%
- 18 jam sesudah birahi : 28%
- 24 jam sesudah birahi : 12%
BAB.II
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Yang dimaksud
dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik
untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah
diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘.
Keuntungan Inseminasi Buatan (IB)
- Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
- Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
- Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
- Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam
jangka waktu yang lama;
- Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun
pejantan telah mati;
- Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena
fisik pejantan terlalu besar;
- Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin.
Kerugian IB
- Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak
tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;
- Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang
digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan
diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil;
- Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku
dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
- Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila
pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu
progeny test).
Faktor - faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan
- Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek / rendah;
- Inseminator kurang / tidak terampil;
- Petani / peternak tidak / kurang terampil mendeteksi birahi;
- Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan Inseminator yang lamban;
- Kemungkinan adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina. Jelaslah
disini bahwa faktor yang paling penting adalah mendeteksi birahi, karena
tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari. Oleh karena itu petani
diharapkan dapat memonitor kejadian birahi dengan baik dengan cara:
- Mencatat siklus birahi semua sapi betinanya (dara dan dewasa);
Petugas IB harus
mensosialisasikan cara-cara mendeteksi tanda-tanda birahi. Salah satu cara yang
sederhana dan murah untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah
dengan memberi cat diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan
kotor / pudar / menghilang karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.
Dampak dari Inseminasi Buatan pada Sapi
Inseminasi Buatan yang
dikembangkan oleh manusia bertujuan untuk memberi keuntungan atau meningkatkan
kesejahteraan manusia. Namun, Inseminasi Buatan juga tidak lepas dari dampak
negatif yang dapat ditimbulkannya.
1. Dampak Positif Inseminasi Buatan
Dengan inseminasi buatan
akan dihasilkan mutu ternak yang lebih baik. Hal ini akan menguntungkan para
peternak sehingga dapat meningkatkan perekonomian mereka.
2. Dampak Negatif Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan tidak lepas dari kerugian atau dampak negatif
yang dapat ditimbulkannya. Misalnya, jika waktu inseminasi buatan tidak tepat
maka tidak akan terjadi kehamilan pada hewan ternak. Selain itu, dapat
menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang tidak diinginkan apabila ternak
jantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik.
BAB.III
PENUTUP
KESIMPULAN
Inseminasi
Buatan sebagai alat yang efektif untuk memperbaiki mutu genetik dan
meningkatkan populasi ternak, masih memerlukan penanganan dan perhatian yang
serius pada ternak kerbau, karena adanya fenomena kesulitan mendeteksi berahi
yang berkaitan dengan adanya fenomena silent heat (berahi tenang) dan rendahnya
kualitas semen beku pasca thawing. Untuk mengoptimalkan program IB pada ternak
kerbau sehingga efisiensi reproduksinya meningkat.
Inseminasi buatan harus berlandaskan nilai etika tertentu, karena
bagaimanapun juga perkembangan dalam dunia bioteknologi tidak lepas dari
tanggung jawab manusia sebagai agen moral dan subjek moral. Etika diperlukan
untuk menentukan arah perkembangan bioteknologi serta perkembangannya secara
teknis, sehingga tujuan yang menyimpang dan merugikan bagi kemanusiaan dapat
dihindarkan. Dan yang penting perlu diterapkannya aturan resmi pemerintah dalam
pelaksanaan dan penerapan bioteknologi, sehingga ada pengawasan yang intensif
terhadap bahaya potensial yang mungkin timbul akibat kemajuan bioteknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar