Jumat, 02 Mei 2014

penetasan telur




LAPORAN PRAKTIKUM PENETASAN TELUR
KELOMPOK 3



DISUSUN OLEH:
·        Catur Widodo
·        Iin indrayani
·        Khamid
·        Aprina larasati
·        Yudhi Kristianta
·        Rusdiyanto
·        Satiya Aji Prayoga
·        Ucok Sabit Sanjaya
·        Usman Ariyanto




AKADEMI PETERNAKAN BRAHMAPUTRA YOGYAKARTA
2012



KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya dapat menyelesaikan laporan praktikum “Penetasan Telur”
Semoga dalam kehadiran laporan praktikum ini diharapkan mampu memberikan petunjuk dalam usaha produksi ternak dan solusi permasalahannya,demikian laporan praktikum ini kami tulis, kami menanti kritik dan saran dari pembaca sekalian, semoga bermanfaat.


Yogyakarta,14 Mei 2012










PENDAHULUAN

Tujuan dari praktikum penetasan telur menggunakan mesin tetas ini agar dapat mengetahui berapa jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang di tetaskan,mortalitas telur,telur fertile,Infertil,prosentase daya tetas,prosentase fertilitas dan kenapa terjadi kegagalan pada saat penetasan.
Perbanyakan populasi unggas biasanya ditempuh dangan cara memetaskan telur yang sudah dibuahi. Penetasan telur ada 2 cara :
1. Melalui penetasan alami (indukan ayam)
2. Malalui penetasan buatan (mesin tetas).
Akan tetapi untuk mesin tetes bervariasi tergantung kepeda kapasitas mesinnya.
Daya tetas induk ayam secara alami mencapai 90% dari jumlah telur yang dierami, sedangkan daya tetas dangan mesin tetas hanya mancapai 40-50% dari jumlah telur yang dimasukkan dalam mesin tetas.Hal ini tergantung ketelatenan kita dalam memilih telur tetas yang akan ditetaskan dan pengelolaannya selama proses penetesan, jika digunakan dengan kapisitas besar , tentu tidak perlu khawatir terhadap jumlah yang menetas akan tetapi akan memberikan keuntungan walau pun yang menetas hanya 40-50%.








                                                                       TINJAUAN PUSTAKA

Ø  Mesin Tetas
Mesin tetas yang digunakan merupakan mesin tetas dari lampu listrik yang berukuran 100x50 cm dan dapat menampung kira-kira 50 butir telur.
Ø  Penggunaan
Ø  Telur Ayam Kampung
Telur ayam kampung yang digunakan diperoleh dari ayam kampung yang sudah ada pembuahan dan dari telur ayam horen yang sudah ada pembuahahan juga.













MATERI DAN METODE

Praktikum dari penetasan telur menggunakan mesin telur ini di lakukan mulai tanggal 12 April 2012 sampai dengan tanggal 3 Mei 20012 dan dilaksanakan di kampus Akademi Peternakan Brahmaputra Yogyakarta.
Ø  Materi
                              1. Banyaknya butir telur dalam penetasan telur kali ini ada 22 butir telur.
                              2. Ukuran Mesin Tetas
Dalam praktikum ini mesin tetas yang digunakan berukuran 100x50 cm.
Ø  Metode
      Mesin tetas sebelum digunakan di bersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran dan sarang-sarang laba-laba,kemudian bila perlu dibersihkan menggunakan antiseptic semacam rodalon atau bias juga menggunakan deterjen.Setelah dibersihkan mesin tetas sebelum dipanaskan,sekrup sebagai tombol termogulator dikendorkan.Temperatur yang diperlikan adalah 37o C - 37,5o C tergantung pada lama periode penetasan.Temperatur penetasan harus konstan (37,5o C),temperature yang berfluktuasi menyebabkan kegagalan penetasan dan temperature juga berpengaruh terhadap lamanya waktu tetas.
Kegiatan berikutnya :
Hari ke 1-2: Mesin tetas dibiarkan tetap rapat, jangan sampai terbuka udara rata-rata 37,5o C.
Hari ke 3   : Sesudah telur berada didalam mesin tetas berumur 48 jam. Dilakukan pembalikan  telur tiga kali sehari dengan perhatikan tandanya. Pemutaran pertama dilakukan pada pukul 06.00, kedua pukul 14.00 dan ketiga pada pukul 22.00. Setiap kali pemutaran telur tidak boleh dikeluarkan, cukup dangan menggunakan tangan bersih dan suhu harus rata-rata 37,5o C.
Hari ke 4 : Hari ke empat dilakukan pemutaran telur pertama. Suhu ruangan pada hari ini  37,5o C. Ventilasi dibuka ¼ bagian.
Hari ke 5: Pemutaran seperti hari ke empat. Suhu udara 37,5o C, ventilasai dibuka ½ bagian.
Hari ke 6: Masih sama pada hari ke empat,tetapi ventilasainya dibuka ¾ bagian.
Hari ke 7 : Pemutaran telur tetap dilakukan sambil didinginkan,. Telur tetas diperiksa dengan alat peneropong telur.
Peneropongan dilakukan tampak seperti tempat sebagai berikut :
1.       Telur yang kelihatan jernih atau terang saat diteropong menandakan bahwa telur kosong tidak berisi. Telur tersebut tidak boleh diteteskan, tetapi biasa dikonsumsi.
2.       Jikas telur terlihat satu titik seperti terjadi retakan pada dinding dan dapat bergerak, dapat dipastikan telur tersebut baik dan hidup.
3.       Jika terdapat lingkaran darah atau pada kulit luarnya keluar cairan, hal ini menandakan telur tersebut mati dan tidak baik dikonsumsi.
                Setelah diperiksa, hanya telur yang baik saja yang masuk kedalam rak telur. Suhu rata-rata 37,5o C dan ventilasi dibuka sepenuhnya.
Hari ke 8-12 : Telur masih diputar tiga kali sehari dan didinginkan selama 15 menit pada siang hari. Perhatikan posisi telur tetes tersebut jangan sampai salah.suhu udara mesin tetes 37,5o C. Ventilasi dibuka seluruhnya. Selain itu,bak air diperiksa kelembapannya.
Hari ke 13-17 : Telur tetap diputar dan didingankan selama 15 menit pada siang hari. Suhu udara mesin tetas 37,5o C. Ventilasi dibuka sepenuhnya dan  pemeriksaan bak air hendaknya dilakukan agar kelembapannya dapat terkontrol.
Hari ke 18 : Hingga hari ini telur masih tetap diputar. Ventilasai dibuka sepenuhnya.
Hari ke 19 : Saat ini tidak lagi ada pemutaran telur karena telur-telur sudah mulai retak. Suhu udara mesin tetas 37,5o C. Ventilasai dibuka seluruhnya.
Hari ke 20-21 : Pada hari ke dua puluh sebagian telur telah menetas dan pada hari ke dua puluh satu semua telur menetas tetapi ada mortalitas.





HASIL PEMBAHASAN

Fertilitas Dan Daya Tetas
Jumlah telur keseluruhan:22
Telur menetas pada hari ke-20 dan 21
Mortalatas      :  4 butir
Telur Fertil      :  13 butir
MenetaS         :  9 butir
Daya Tetas      9/13 x 100 % = 70 %
Fertilitas         : 13/22 x 100 % = 60 %

Infertil             :  9 Butir
4 Gagal menetas dikarenakan pembuluh darah putus.
Ø  Temperatur
                  Dalam praktikum ini kelompok kami menggunakan temperature 37o C-37,5o C temperature ini konstan terus dari hari pertama sampai hari terakhir atau sampai telur menetas.






KESIMPULAN

Kesimpulan praktikum penetasan telur  kali ini bisa dikatakan berhasil. Namun presentase daya tetasnya belum bisa mencapai 100%, dikarenakan ada beberapa faktor :
  1. Kemungkinan telur yang ditetaskan telur pertama.
  2. Karena telur tidak dibuahi.
  3. Dikarenakan ada sebagian telur sudah lebih dari satu minggu.
  4. Adanya mortalitas telur
Penyebab telur mortalitas :
Pada hari ke tujuh suhu melebihi kapasitas sekitar 39oC.
Pada hari ke sepuluh suhu mendadak naik menjadi 40oC.
Hal berikut yang mempengaruhi fertilitas telur kurang bagus (embrio telur manjadi mati) , akibat dari tiga hal tersebut sebagai kesimpulan praktikum penetasan telur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar