LAPORAN PRAKTIKUM PENETASAN TELUR
KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH:
·
Catur
Widodo
·
Iin
indrayani
·
Khamid
·
Aprina
larasati
·
Yudhi
Kristianta
|
·
Rusdiyanto
·
Satiya
Aji Prayoga
·
Ucok
Sabit Sanjaya
·
Usman
Ariyanto
|
AKADEMI PETERNAKAN BRAHMAPUTRA
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya dapat
menyelesaikan laporan praktikum “Penetasan Telur”
Semoga dalam kehadiran laporan praktikum ini diharapkan mampu memberikan
petunjuk dalam usaha produksi ternak dan solusi permasalahannya,demikian
laporan praktikum ini kami tulis, kami menanti kritik dan saran dari pembaca
sekalian, semoga bermanfaat.
Yogyakarta,14 Mei 2012
PENDAHULUAN
Tujuan dari
praktikum penetasan telur menggunakan mesin tetas ini agar dapat mengetahui
berapa jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang di tetaskan,mortalitas
telur,telur fertile,Infertil,prosentase daya tetas,prosentase fertilitas dan
kenapa terjadi kegagalan pada saat penetasan.
Perbanyakan populasi unggas biasanya ditempuh dangan cara
memetaskan telur yang sudah dibuahi. Penetasan telur ada 2 cara :
1. Melalui penetasan alami (indukan ayam)
2. Malalui penetasan buatan (mesin tetas).
Akan tetapi untuk mesin tetes bervariasi
tergantung kepeda kapasitas mesinnya.
Daya tetas induk ayam secara alami mencapai 90% dari
jumlah telur yang dierami, sedangkan daya tetas dangan mesin tetas hanya
mancapai 40-50% dari jumlah telur yang dimasukkan dalam mesin tetas.Hal ini
tergantung ketelatenan kita dalam memilih telur tetas yang akan ditetaskan dan
pengelolaannya selama proses penetesan, jika digunakan dengan kapisitas besar ,
tentu tidak perlu khawatir terhadap jumlah yang menetas akan tetapi akan
memberikan keuntungan walau pun yang menetas hanya 40-50%.
TINJAUAN PUSTAKA
Ø Mesin Tetas
Mesin tetas yang digunakan merupakan mesin tetas dari lampu listrik yang
berukuran 100x50 cm dan dapat menampung kira-kira 50 butir telur.
Ø Penggunaan
Ø Telur Ayam Kampung
Telur ayam kampung
yang digunakan diperoleh dari ayam kampung yang sudah ada pembuahan dan dari
telur ayam horen yang sudah ada pembuahahan juga.
MATERI DAN
METODE
Praktikum dari penetasan telur menggunakan mesin telur ini di lakukan mulai
tanggal 12 April 2012 sampai dengan tanggal 3 Mei 20012 dan dilaksanakan di
kampus Akademi Peternakan Brahmaputra Yogyakarta.
Ø Materi
1. Banyaknya butir
telur dalam penetasan telur kali ini ada 22 butir telur.
2.
Ukuran Mesin Tetas
Dalam
praktikum ini mesin tetas yang digunakan berukuran 100x50 cm.
Ø Metode
Mesin tetas sebelum digunakan di bersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran dan sarang-sarang laba-laba,kemudian bila perlu dibersihkan
menggunakan antiseptic semacam rodalon atau bias juga menggunakan deterjen.Setelah
dibersihkan mesin tetas sebelum dipanaskan,sekrup sebagai tombol termogulator
dikendorkan.Temperatur yang diperlikan adalah 37o C - 37,5o
C tergantung pada lama periode penetasan.Temperatur penetasan harus konstan
(37,5o C),temperature yang berfluktuasi menyebabkan kegagalan
penetasan dan temperature juga berpengaruh terhadap lamanya waktu tetas.
Kegiatan berikutnya :
Hari ke 1-2: Mesin
tetas dibiarkan tetap rapat, jangan sampai terbuka udara rata-rata 37,5o C.
Hari ke
3 : Sesudah telur
berada didalam mesin tetas berumur 48 jam. Dilakukan pembalikan telur tiga kali sehari dengan perhatikan
tandanya. Pemutaran pertama dilakukan pada pukul 06.00, kedua pukul 14.00 dan
ketiga pada pukul 22.00. Setiap kali pemutaran telur tidak boleh dikeluarkan,
cukup dangan menggunakan tangan bersih dan suhu harus rata-rata 37,5o C.
Hari ke 4 : Hari ke empat dilakukan pemutaran telur pertama. Suhu
ruangan pada hari ini 37,5o C.
Ventilasi dibuka ¼ bagian.
Hari ke 5: Pemutaran seperti hari ke empat. Suhu udara 37,5o C,
ventilasai dibuka ½ bagian.
Hari ke 6: Masih sama pada hari ke empat,tetapi ventilasainya
dibuka ¾ bagian.
Hari ke 7 : Pemutaran telur tetap dilakukan sambil didinginkan,. Telur
tetas diperiksa dengan alat peneropong telur.
Peneropongan dilakukan tampak seperti tempat
sebagai berikut :
1.
Telur yang kelihatan jernih atau terang saat diteropong
menandakan bahwa telur kosong tidak berisi. Telur tersebut tidak boleh
diteteskan, tetapi biasa dikonsumsi.
2.
Jikas telur terlihat satu titik seperti terjadi retakan
pada dinding dan dapat bergerak, dapat dipastikan telur tersebut baik dan
hidup.
3.
Jika terdapat lingkaran darah atau pada kulit luarnya
keluar cairan, hal ini menandakan telur tersebut mati dan tidak baik
dikonsumsi.
Setelah
diperiksa, hanya telur yang baik saja yang masuk kedalam rak telur. Suhu
rata-rata 37,5o C dan ventilasi dibuka sepenuhnya.
Hari ke 8-12 : Telur masih diputar tiga kali sehari dan didinginkan
selama 15 menit pada siang hari. Perhatikan posisi telur tetes tersebut jangan
sampai salah.suhu udara mesin tetes 37,5o C. Ventilasi dibuka
seluruhnya. Selain itu,bak air diperiksa kelembapannya.
Hari ke 13-17 : Telur tetap diputar dan didingankan selama 15 menit
pada siang hari. Suhu udara mesin tetas 37,5o C. Ventilasi dibuka
sepenuhnya dan pemeriksaan bak air
hendaknya dilakukan agar kelembapannya dapat terkontrol.
Hari ke 18 : Hingga hari ini telur masih tetap diputar. Ventilasai
dibuka sepenuhnya.
Hari ke 19 : Saat ini tidak lagi ada pemutaran telur karena
telur-telur sudah mulai retak. Suhu udara mesin tetas 37,5o C.
Ventilasai dibuka seluruhnya.
Hari ke 20-21 : Pada hari ke dua
puluh sebagian telur telah menetas dan pada hari ke dua puluh satu semua telur
menetas tetapi ada mortalitas.
HASIL PEMBAHASAN
Fertilitas Dan
Daya Tetas
Jumlah telur keseluruhan:22
Telur menetas pada hari ke-20 dan 21
Mortalatas : 4 butir
Telur Fertil : 13 butir
MenetaS : 9 butir
Daya Tetas : 9/13 x 100 % = 70 %
Infertil : 9 Butir
4 Gagal menetas dikarenakan pembuluh darah putus.
Ø
Temperatur
Dalam
praktikum ini kelompok kami menggunakan temperature 37o C-37,5o
C temperature ini konstan terus dari hari pertama sampai hari terakhir atau
sampai telur menetas.
KESIMPULAN
Kesimpulan
praktikum penetasan telur kali ini bisa dikatakan
berhasil. Namun presentase daya tetasnya belum bisa mencapai 100%, dikarenakan
ada beberapa faktor :
- Kemungkinan telur yang ditetaskan telur pertama.
- Karena telur tidak dibuahi.
- Dikarenakan ada sebagian telur sudah lebih dari satu minggu.
- Adanya mortalitas telur
Penyebab telur mortalitas :
Pada hari ke tujuh suhu melebihi kapasitas
sekitar 39oC.
Pada hari ke sepuluh suhu mendadak naik menjadi
40oC.
Hal berikut
yang mempengaruhi fertilitas telur kurang bagus (embrio telur manjadi mati) ,
akibat dari tiga hal tersebut sebagai kesimpulan praktikum penetasan telur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar